Berita  

Tonjolkan Jejak Budaya Tempo Dulu, Wabup Malang Resmi Buka “Kepandjen Djaman Mbiyen”

Avatar photo
Tonjolkan Jejak Budaya Tempo Dulu, Wabup Malang Resmi Buka “Kepandjen Djaman Mbiyen”
Foto Istimewa: Tonjolkan Jejak Budaya Tempo Dulu, Wabup Malang Resmi Buka “Kepandjen Djaman Mbiyen”

Kepanjen, JADIKABAR.COM – Aroma masa lampau menyeruak lembut di Halaman Stadion Kanjuruhan, Jumat (5/12) petang, ketika Wakil Bupati Malang, Dra. Hj. Lathifah Shohib, secara resmi membuka gelaran budaya Kepandjen Djaman Mbiyen. Acara yang digelar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Malang ini menjadi perayaan khas yang menonjolkan nilai-nilai lokal, warisan tradisi, dan kreativitas masyarakat.

Dibuka dengan tari remo, suasana seketika larut dalam nuansa tradisi yang kuat. Para tamu undangan mulai dari jajaran Kepala Perangkat Daerah, para camat, pelaku budaya, hingga komunitas UMKM membanjiri lokasi kegiatan, menciptakan atmosfer hangat dan penuh nostalgia.

Kegiatan ini merupakan bagian istimewa dari rangkaian Hari Jadi ke-1265 Kabupaten Malang, momentum yang tidak hanya merayakan usia panjang sebuah daerah, tetapi juga meneguhkan identitas dan jejak sejarahnya.

Dalam sambutannya, Wabup Lathifah menegaskan bahwa “Kepandjen Djaman Mbiyen” bukan sekadar ruang nostalgia.

“Di dalam kegiatan ini ada upaya merawat warisan budaya, menghidupkan memori kolektif, serta memperkuat identitas masyarakat Kabupaten Malang,” ujarnya.

Nilai budaya menurutnya adalah penopang karakter, sekaligus fondasi pembangunan daerah menuju masa depan yang lebih berdaya dan berkelas.

Lebih jauh, Wabup Lathifah menyoroti peran penting aktivitas budaya dalam menggerakkan ekonomi rakyat.

“Melalui ruang kreatif seperti ini, UMKM bisa tumbuh, produk lokal makin dikenal, dan ekonomi kerakyatan bergerak lebih dinamis,” tambahnya.

Sinergi antara potensi budaya dan geliat UMKM menjadi bukti bahwa kearifan lokal bukan hanya simbol estetika, tetapi juga energi ekonomi yang nyata.

Gelaran “Kepandjen Djaman Mbiyen” menghadirkan pengalaman lintas waktu. Pengunjung disuguhi stand-stand jadul bertema tempo dulu, kuliner lawas khas desa, barang antik, koleksi unik, pertunjukan seni budaya, hingga orkes jadul dan keroncong.

Sebanyak 33 kecamatan menampilkan stand tematik mereka, masing-masing membawa ciri khas dan cerita lokal. Keragaman ini menjadi cermin kekuatan budaya Kabupaten Malang: luas, dinamis, dan penuh daya hidup.

Kegiatan semakin meriah dengan bazar pangan murah, pasar antikan-klitikan, serta berbagai lomba seperti lomba mberot, lomba memasak, lomba foto dan video pendek “Pemuda Idol”, hingga penampilan guest star campursari.

Menutup kegiatan, Wabup Lathifah bersama jajaran melakukan peninjauan seluruh stand. Ia memberikan apresiasi kepada pelaku UMKM, komunitas budaya, dan perwakilan kecamatan yang telah hadir dan berkontribusi.

“Budaya bukan hanya untuk dilihat, tetapi menjadi tuntunan dan inspirasi dalam kehidupan. Dengan gotong royong dan kreativitas masyarakat, Kabupaten Malang akan terus tumbuh berdaya dan sejahtera,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *