Berita  

Hangatnya “Quick Win” BKKBN, Menyatukan Kembali Cinta dalam Keluarga Indonesia

redaksi

Malang, JADIKABAR.COM – Siang itu, tawa dan sapaan akrab mengisi udara di sebuah aula Kota Malang. Bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan ajang yang memadukan rasa kekeluargaan dengan visi besar membangun masa depan. Para penyuluh keluarga berencana dan kader Bangga Kencana berkumpul, ditemani hangatnya senyum Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Dr. H. Wihaji, S.Ag., M.Pd., serta Sekretaris Daerah Kota Malang. Mereka hadir untuk meluncurkan program strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bertajuk “Quick Win”.

Quick Win bukan sekadar deretan rencana di atas kertas. Program ini berwujud lima gerakan yang menyentuh kehidupan nyata: Genting (Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting), Tamasyah (Taman Asuh Sayang Anak), GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), Sidaya (Lansia Berdaya), dan Super Apps untuk Keluarga. Kelimanya menyasar setiap tahap kehidupan, dari masa kanak-kanak hingga usia lanjut.

Dalam sambutannya, Menteri Wihaji menyerahkan bantuan pencegahan stunting secara simbolis. Ia menyentuh persoalan yang akrab di telinga banyak keluarga masa kini: hadir secara fisik namun terpisah secara batin. “Banyak ayah yang ada di rumah, tapi hati dan waktunya tersita oleh gawai. Karena itu, lahirlah Gerakan Ayah Teladan Indonesia,” ujarnya. Pesannya sederhana namun dalam: “Sisihkan waktu untuk mengobrol bersama keluarga.” Bagi Wihaji, percakapan kecil di meja makan atau ruang tamu adalah benteng pertama melawan masalah sosial.

Cerita lain datang dari Tamasyah. Menteri mengungkapkan, ada sekitar 71.000 perempuan di Indonesia yang memilih tidak memiliki anak karena alasan ekonomi. Tamasyah diharapkan menjadi ruang aman dan penuh kasih untuk tumbuh kembang anak. Ke depannya, setiap perusahaan diharapkan memiliki fasilitas ini. “Anak-anak harus tumbuh di lingkungan yang penuh kasih sayang,” tambahnya.

Sementara Genting hadir untuk mengisi celah bantuan yang belum dijangkau program lain—mulai dari penyediaan air bersih hingga pencegahan pernikahan dini. “Stunting bukan hanya soal gizi, tapi juga soal lingkungan dan pola asuh,” tegas Menteri. Pesan ini terasa mengena, terutama bagi para kader yang sehari-hari bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Tak kalah menyentuh, Lansia Berdaya mengajak para orang tua di atas 60 tahun untuk tetap aktif, berkarya, dan merasa dibutuhkan. “Banyak lansia yang hidup dalam kesepian. Kita ingin mereka tetap merasa berarti di tengah masyarakat,” kata Wihaji, disambut anggukan penuh empati dari peserta.

Dengan lima langkah “Quick Win” ini, BKKBN tak hanya berbicara soal kesejahteraan materi, tetapi juga membangun kembali fondasi cinta, kebersamaan, dan rasa saling memiliki di dalam keluarga Indonesia. Siang itu, aula di Kota Malang bukan hanya menjadi tempat peluncuran program—tetapi saksi bahwa masa depan keluarga dimulai dari pelukan, percakapan hangat, dan hati yang saling terhubung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *