UMKM Naik Kelas, Cerita dari Sidoarjo Tentang Pasar, Pajak, dan Peluang ke Mancanegara

redaksi
Foto momen interaksi pengunjung dan pelaku UMKM di Market Day

Jadikabar.com – Sidoarjo pagi itu terasa berbeda. Udara segar menyambut ratusan langkah yang beriringan dalam kegiatan Fun Walk bertajuk Jumat Sehat Gembira atau JUS SEGAR. Dari depan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Timur II, rombongan bergerak dengan penuh keceriaan. Di antara mereka, terselip para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan yang datang bukan sekadar untuk berjalan santai, tetapi juga untuk menjemput peluang baru.

Tanggal 15 Agustus 2025 ini menjadi catatan penting bagi dunia UMKM Jawa Timur. Di halaman kantor pajak yang biasanya identik dengan administrasi dan angka, aroma kopi panas, roti hangat, dan aneka jajanan pasar mengisi udara. Market Day digelar, menampilkan 41 tenant UMKM, termasuk pelaku usaha disabilitas, yang menawarkan beragam produk dari kuliner hingga kerajinan tangan. Voucher belanja yang dibagikan membuat suasana seperti pasar rakyat yang ramai pembeli.

Salah satu yang tampak sibuk melayani pengunjung adalah Erika Ayu, pemilik Syifa Daffa Bakery. Dengan senyum lebar, ia bercerita betapa beruntungnya bisa mengikuti acara ini. “Selain promosi, saya dapat banyak ilmu untuk mengembangkan usaha,” ujarnya sambil membungkus roti pesanan pembeli.

Namun, keseruan hari itu bukan hanya di pasar UMKM. Di lantai empat Aula Majapahit, berlangsung sebuah kelas yang tak kalah penting, Workshop Business Development Services (BDS). Tiga narasumber dari Kemenkeu Satu Jawa Timur membagikan pengetahuan mulai dari perpajakan UMKM, akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Ultra Mikro (UMi), hingga strategi menembus pasar ekspor. Semua materi dirangkai untuk satu tujuan, membuat UMKM naik kelas.

Kepala Kanwil DJP Jawa Timur II, Agustin Vita Avantin, menegaskan bahwa UMKM adalah mitra strategis pemerintah. “Kami ingin pelaku UMKM paham pajak, paham pembiayaan, paham ekspor, dan tahu cara memanfaatkan fasilitas fiskal. Dengan begitu, mereka tidak hanya tumbuh, tetapi juga berkelanjutan,” ucapnya penuh semangat. Ia juga mengajak pelaku UMKM untuk memandang pajak sebagai kontribusi nyata dalam membangun negeri, bukan sekadar kewajiban administratif.

Menjelang siang, kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab. Para peserta menyampaikan rasa puas sekaligus harapan agar kegiatan seperti ini terus diadakan. Weni, pengrajin mebel kayu, mengatakan bahwa ia pulang bukan hanya membawa ilmu, tetapi juga dorongan untuk melangkah lebih jauh.

Hari itu, Sidoarjo bukan sekadar menjadi tuan rumah sebuah acara, tetapi juga saksi bagaimana UMKM mendapatkan bekal untuk menghadapi tantangan baru, memperluas pasar, dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian Jawa Timur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *