Berita  

Evakuasi Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny Tunas, Perhatian Beralih ke Investigasi

Jaka Media
Evakuasi Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny Tunas, Perhatian Beralih ke Investigasi
Foto: Evakuasi Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny Tunas, Perhatian Beralih ke Investigasi

Sidoarjo, JADIKABAR.COM – Setelah enam hari berjibaku di lokasi bencana, tim SAR gabungan akhirnya menyatakan proses evakuasi reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, tuntas pada Selasa (7/10) pagi.

Meski seluruh area puing telah dinyatakan bersih, duka mendalam masih terasa. Proses identifikasi korban oleh Tim DVI Polda Jawa Timur kini menjadi fokus utama tahap lanjutan penanganan tragedi ini.

Berdasarkan pembaruan data gabungan dari BNPB, Basarnas, dan DVI Polda Jatim, tercatat total 172 korban dalam musibah ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny. Rinciannya sebagai berikut:

1. Luka ringan 76 orang
2. Meninggal dunia 61 orang
3. Luka berat 27 orang
4. Body part (bagian tubuh) 7 orang
5. Tanpa luka 1 orang

Dari jumlah korban meninggal dunia, 17 jenazah telah berhasil diidentifikasi dan dikembalikan ke keluarga masing-masing. Hingga proses akhir, tidak ditemukan lagi korban tambahan di lokasi kejadian.

Kepala Basarnas Jawa Timur, melalui keterangan resmi di Posko Tanggap Darurat Buduran, menyampaikan bahwa proses evakuasi ditutup setelah seluruh sektor pencarian termasuk area utara bangunan yang sebelumnya sulit dijangkau dinyatakan bersih dari kemungkinan korban tertimbun.

“Sejak dini hari, seluruh unsur bergerak cepat dan berhati-hati memastikan tidak ada korban yang tertinggal di bawah puing. Kami apresiasi kerja keras semua pihak dari TNI, Polri, pemerintah daerah, dan relawan. Ini kerja kemanusiaan yang luar biasa,” ujar Kepala Basarnas Jatim.

Bupati Sidoarjo melalui pernyataan resmi juga menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban serta memastikan pemerintah daerah akan terus mendampingi hingga proses pemulihan selesai.

“Pemkab Sidoarjo berkomitmen memberikan pendampingan psikologis dan bantuan sosial kepada keluarga korban, serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap bangunan serupa di wilayah kami. Kejadian seperti ini tidak boleh terulang,” tegasnya.

Usai evakuasi dinyatakan selesai, perhatian kini beralih pada investigasi teknis penyebab ambruknya bangunan. Tim gabungan dari BNPB, Pemprov Jatim, dan Kementerian PUPR telah turun ke lokasi untuk memeriksa aspek konstruksi dan kelayakan struktur bangunan.

Dugaan awal menyebutkan bahwa beban struktur atap yang berlebihan serta kualitas material bangunan yang tidak sesuai standar teknis menjadi faktor pemicu utama. Namun, hasil resmi penyelidikan masih menunggu audit forensik bangunan yang ditargetkan selesai pekan ini.

Di balik kesedihan yang menyelimuti, semangat gotong royong warga Sidoarjo tetap menyala. Relawan dari berbagai komunitas, lembaga sosial, hingga santri pesantren lain turut membantu proses pemulihan di lapangan.

Sinergi lintas lembaga ini menjadi bukti bahwa kemanusiaan tidak mengenal batas institusi. Dari aparat hingga warga biasa, semua bergerak dengan satu tujuan untuk menyelamatkan dan memulihkan kehidupan.

Dengan berakhirnya proses evakuasi, tragedi Ponpes Al-Khoziny kini memasuki fase baru, rehabilitasi fisik dan pemulihan batin. Bagi keluarga korban, kehilangan ini bukan sekadar angka, tetapi kenangan yang tak tergantikan. Bagi pemerintah dan masyarakat, peristiwa ini menjadi peringatan keras bahwa keamanan bangunan pendidikan harus menjadi prioritas, bukan formalitas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *