Jadikabar.com – Dunia drag race yang hingar-bingar oleh deru mesin dan kecepatan sepersekian detik seringkali diselimuti oleh mitos keberuntungan sesaat. Namun, pembalap muda Arrazaraa kini tampil sebagai figur inspiratif di kancah balap lurus, mematahkan stigma lama tersebut. Ia hadir dengan sebuah filosofi bahwa di balik setiap kemenangan di lintasan 201 meter, terdapat sebuah perhitungan, dedikasi, dan kerja keras yang jauh dari kata kebetulan.
Bagi figur yang tengah mencuri perhatian di lintasan ini, kesuksesan adalah buah dari perhitungan matang. Arrazaraa, yang memiliki nama asli Sabrina Zahra, secara tegas menampik anggapan bahwa kiprahnya hanya mengandalkan faktor acak di garis start. Ia membangun kariernya di atas fondasi yang kokoh, menjauhkan diri dari narasi untung-untungan yang sering dilekatkan pada olahraga ini.
Motivasi yang mendasari karier balap Arrazaraa bukanlah tentang serba kebetulan. Pembalap muda ini percaya bahwa prestasi yang ia raih di setiap event adalah hasil dari kombinasi yang rumit. Ia meyakini hasil sejati di podium kemenangan lahir dari sinergi antara proses panjang yang ia jalani, usaha yang konsisten di lapangan, serta dedikasi dan latihan yang terencana secara berkelanjutan. Filosofi inilah yang menjadi bahan bakar utamanya untuk terus melaju kencang, baik di dalam maupun di luar sirkuit.
Arrazaraa, atau Sabrina Azahra, merupakan seorang talenta muda yang berasal dari Pulau Sumatera. Ia lahir di kota Palembang pada tanggal 2 Oktober 2005. Pada usianya yang kini menginjak awal usia dewasa muda, ia telah menunjukkan kematangan yang melampaui usianya, dengan segudang pengalaman yang terakumulasi di sirkuit balap.
Dalam struktur keluarganya, Arrazaraa memegang peran sebagai anak pertama. Ia merupakan anak sulung dari dua bersaudara, sebuah posisi yang seringkali menuntut tanggung jawab dan keteladanan lebih. Perjalanan profesionalnya di dunia balap yang menuntut fokus tinggi ini dimulai pada tahun yang relatif baru. Ia tercatat mulai aktif dan serius menggeluti dunia balap pada awal tahun 2020.
Awal mula ketertarikan Arrazaraa terhadap dunia otomotif tidak datang dari jalur pelatihan formal atau akademi balap. Minatnya tumbuh secara organik, bersemi dari lingkungan pergaulannya sehari-hari. Ia pertama kali mengenal dunia kecepatan saat mulai mengendarai sepeda motor bersama teman-teman dan kakak laki-lakinya. Momen-momen inilah yang menjadi titik penting perkenalannya dengan adrenalin dan teknik mengendalikan kuda besi.
Dalam perjalanannya, figur kakak laki-laki, yang ia panggil “Abang”, memegang peranan krusial. Kakaknya menjadi guru pertamanya di dunia nonformal ini. Sosok “Abang” tersebut adalah orang yang pertama kali mengajarinya teknik-teknik dasar berkendara, membentuk fondasi kemampuan dan skill balap yang kini menjadi andalannya.
Arrazaraa juga secara khusus mengakui peranan yang ia sapa “Abang”. Sosok ini ia gambarkan sangat spesial karena bimbingannya yang tiada henti. Mentornya ia deskripsikan sebagai individu yang sangat gigih. Ia tidak pernah lelah bertanya dan mengajarkan berbagai hal, baik yang bersifat teknis di lintasan maupun nonteknis yang membentuk mental juaranya. Bimbingan intensif inilah yang mengantarkan Arrazaraa mampu mengasah skill balapnya hingga mencapai level kompetitif seperti saat ini.
Seperti banyak kisah pembalap perempuan di dunia olahraga yang didominasi pria, perjalanan Arrazaraa tidak berjalan mulus tanpa hambatan. Tantangan terbesarnya justru datang dari lingkaran terdekat: keluarganya. Pada awalnya, ia sempat menghadapi tantangan besar dari orang tua. Mereka secara tegas melarangnya terjun ke dunia balap yang mereka anggap penuh risiko.
Kekhawatiran orang tua ini sangat beralasan dan didasarkan pada asumsi umum. Mereka mengira bahwa balapan yang diikuti Arrazaraa adalah balap liar di jalanan. Sebuah aktivitas berbahaya yang tidak hanya mempertaruhkan nyawa, tetapi juga berkonflik dengan hukum. Asumsi ini menjadi dinding tebal yang harus ia tembus.
Namun, Arrazaraa tidak menyerah pada larangan tersebut. Sejalan dengan filosofi proses dan usaha kerasnya, ia menerapkan kegigihan yang sama dalam ranah keluarga. Ia terus-menerus memberikan penjelasan dan klarifikasi yang meyakinkan kepada kedua orang tuanya. Ia tidak hanya berbicara, tetapi juga membuktikan.
Arrazaraa berhasil meyakinkan mereka bahwa dirinya hanya berpartisipasi dalam ajang atau event balap resmi. Ia menunjukkan bahwa balapan yang ia ikuti adalah kompetisi profesional yang terorganisasi, dengan standar keselamatan yang ketat, di sirkuit yang aman, dan jauh dari citra balap liar.
Upaya komunikasi dan pembuktian yang tak kenal lelah itu akhirnya berbuah manis. Saat ini, kedua orang tuanya telah berbalik arah dan memberikan dukungan penuh kepada Arrazaraa untuk meniti karier sebagai pembalap profesional. Dukungan moral itu kini terwujud secara nyata.
Sebuah contoh mengharukan dari dukungan ini terlihat saat ia mengikuti event Dragbike Piala Bupati Pasaman Barat. Meskipun dalam kompetisi tersebut Arrazaraa tidak berhasil meraih podium juara, orang tuanya tetap memberikan semangat. Momen itu menunjukkan sebuah dukungan tanpa syarat, sebuah validasi bahwa bagi keluarganya, proses dan kegigihan Arrazaraa kini jauh lebih berharga daripada sekadar piala kemenangan.
Dukungan keluarga dan dedikasi pribadi Arrazaraa telah menghasilkan berbagai pencapaian signifikan di lintasan. Ia tercatat sudah banyak meraih prestasi membanggakan di berbagai event balap bergengsi. Jejak kemenangannya terukir di sejumlah ajang, yang mencakup Kejuaraan Daerah (Kejurda), Kejuaraan Nasional (Kejurnas), Dekade1, ADS, Eveny, BAF, Drag War, dan masih banyak lagi event lainnya. Rentetan prestasi ini membuktikan bahwa ia adalah pesaing serius di setiap kompetisi yang ia ikuti.
Dalam dunia balap profesional, Arrazaraa juga dikenal sebagai pembalap yang sangat adaptif dan profesional. Dalam kompetisi, ia biasanya beroperasi bersama tim balap yang menjadi basis utamanya. Namun, ia tidak kaku. Ia sering kali memilih untuk join atau bergabung dengan tim yang berbeda. Keputusan ini ia ambil secara profesional, tergantung pada kondisi dan partisipasi timnya dalam sebuah event. Kemampuan beradaptasi ini menunjukkan fleksibilitas dan mentalitas profesional yang penting dalam industri balap.
Namun, tantangan baru kini menghadang Arrazaraa di daerah asalnya, Palembang. Ia mengungkapkan bahwa timnya di sana sedang dalam kondisi nonaktif (off) dari berbagai kegiatan balap. Situasi ini secara langsung berdampak pada frekuensi ia berlaga di kandangnya sendiri. Ia mengaku sudah jarang mengikuti balapan di Palembang. Alasannya sederhana: atmosfer event balap di kota tersebut saat ini sudah sepi atau jarang diselenggarakan secara rutin.
Kondisi ini, bagaimanapun, tidak menyurutkan langkahnya. Selama ini, area kompetisi Arrazaraa memang masih terbatas di regional Sumatera. Ia menyatakan bahwa dirinya baru mengikuti berbagai event yang diselenggarakan di pulau tersebut. Namun, potensi ekspansi karier yang lebih besar mulai terlihat di depan mata.
Sebuah langkah signifikan dalam kariernya akan segera terjadi. Arrazaraa mengonfirmasi bahwa ia telah mendapatkan koneksi atau jalur (channel) untuk mulai mengikuti event di Pulau Jawa. Pulau Jawa, yang dikenal sebagai pusat dan barometer balap nasional, akan menjadi arena pembuktian berikutnya. Ia menyebut bahwa langkah awalnya di Jawa akan dimulai dari Banten.
Menatap ke depan, Arrazaraa memiliki visi yang sangat jelas mengenai apa yang ingin ia capai. Harapan utamanya adalah untuk terus konsisten meraih gelar juara di setiap event yang diikutinya, baik di berbagai kota di Sumatera maupun di arena baru yang akan ia jajaki di Jawa.
Ia juga berambisi untuk selalu bisa mencapai performa terbaik dan tampil konsisten di setiap lintasan yang ia hadapi. Namun, lebih dari sekadar mengumpulkan piala, Arrazaraa tetap berpegang teguh pada filosofi awalnya. Ia menyadari pentingnya proses pembelajaran yang berkelanjutan. Ia berharap dapat terus menambah pengalaman serta belajar dari setiap tantangan, kemenangan, dan bahkan kekalahan yang ia hadapi di lintasan balap. Baginya, setiap start adalah pelajaran baru.












