Tulungagung, Jadikabar — Masyarakat Tulungagung tengah diselimuti rasa bangga dan kebahagiaan yang mendalam. Menjelang perayaan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung yang ke-820, kabupaten yang berada di pesisir selatan Jawa Timur ini menerima kabar menggembirakan berupa penetapan kesenian khasnya, Jaranan Sentherewe, sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Pengakuan ini tidak hanya menandai posisi Jaranan Sentherewe sebagai salah satu warisan seni penting di Indonesia, tetapi juga menegaskan tingginya nilai sejarah, filosofi, dan keindahan estetika yang terkandung dalam setiap gerakan tarian dan iringan musiknya.
Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, menyampaikan bahwa penetapan tersebut menjadi momentum luar biasa bagi masyarakat yang selama ini terus menjaga kesenian tradisional mereka dengan penuh ketulusan. Ia menegaskan, pengakuan tersebut merupakan bukti nyata bahwa Jaranan Sentherewe memiliki kekayaan budaya yang tak hanya berbicara tentang seni pertunjukan, tetapi tentang identitas dan perjalanan panjang masyarakat Tulungagung dari masa ke masa.
“Penetapan ini adalah bukti nyata akan nilai historis, filosofis, dan estetika yang terkandung dalam Jaranan Sentherewe. Ini bukan sekadar penghargaan, tetapi bentuk pengakuan negara bahwa budaya kita memiliki makna yang sangat dalam bagi generasi sekarang maupun yang akan datang,” ujar Bupati Gatut Sunu.
Ia menambahkan bahwa pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda bukanlah garis akhir dari usaha pelestarian budaya, melainkan titik awal dari langkah yang lebih besar untuk mengembangkan, mempromosikan, serta memastikan kesenian tersebut tetap relevan di tengah perubahan zaman.
“Dengan penetapan status WBTB ini, kita semua justru semakin dituntut untuk berkomitmen melestarikan, mendokumentasikan, dan mempromosikannya secara lebih serius, sehingga Jaranan Sentherewe tidak punah ditelan zaman dan tetap menjadi kebanggaan masyarakat Tulungagung,” lanjutnya.
Selain keberhasilan Jaranan Sentherewe yang berhasil mendapatkan pengakuan nasional, Tulungagung juga menerima kabar baik lainnya yang semakin memperkuat posisi daerah ini sebagai pusat perkembangan seni tradisi Jawa Timur. Reog Kendhang, yang juga menjadi salah satu ikon kesenian Tulungagung, memperoleh penghargaan Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) dari Kementerian Hukum Republik Indonesia. Penghargaan ini memberikan perlindungan hukum serta hak kekayaan intelektual komunal bagi kedua seni tradisional tersebut, sehingga keberadaannya semakin terjamin dari kemungkinan klaim atau eksploitasi pihak lain.
“Dengan pengakuan ini, kita mendapat jaminan bahwa identitas budaya kita terlindungi secara legal. Ini memberikan semangat baru bagi para pelaku seni untuk terus berkreasi, mengeksplorasi gagasan, dan memperkaya karya tanpa khawatir akan klaim pihak lain,” ungkap pria yang juga menjadi kader Partai Gerindra tersebut.
Bupati Gatut Sunu berharap bahwa dua capaian besar ini dapat menjadi penggerak baru bagi berkembangnya sektor ekonomi kreatif berbasis budaya di Tulungagung. Ia menilai bahwa penguatan budaya lokal memiliki pengaruh langsung terhadap kemajuan pariwisata, peningkatan ekonomi masyarakat, serta terbukanya ruang-ruang kreativitas yang lebih luas bagi generasi muda.
“Ketika budaya lokal kita semakin kuat, maka industri pariwisata akan tumbuh lebih cepat, ekonomi kreatif dapat berkembang, dan masyarakat akan merasakan manfaatnya secara nyata,” paparnya.
Tidak hanya menyampaikan apresiasi, Bupati yang karib disapa Bupati GS itu juga mengajak generasi muda Tulungagung untuk terlibat aktif dalam menjaga keberlanjutan budaya daerah. Ia menekankan pentingnya peran pemuda sebagai penerus tradisi untuk memastikan bahwa Jaranan Sentherewe dan Reog Kendhang tetap tumbuh, berkembang, dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
“Kita harus memastikan Jaranan Sentherewe dan Reog Kendhang terus hidup, beradaptasi, dan berkembang seiring dengan perubahan zaman. Sebab budaya yang kuat adalah fondasi bagi bangsa yang bermartabat dan berkarakter,” tegasnya.
Menutup keterangannya, Bupati GS mengajak seluruh elemen masyarakat Tulungagung untuk menjadikan budaya lokal sebagai sumber kebanggaan sekaligus fondasi masa depan.
“Mari kita jadikan Pesona Budaya Tulungagung sebagai panggung kebanggaan bagi kita semua—tempat di mana kita merayakan identitas budaya sekaligus meneguhkan komitmen menuju masa depan yang lebih gemilang,” ucapnya penuh semangat.












