Air Sugihan, JadiKabar.com – Upaya peningkatan infrastruktur jalan kembali dilakukan di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Salah satu proyek yang saat ini tengah berjalan adalah rekonstruksi jalan penghubung antara Desa Kerta Mukti dan Desa Nusakarta sepanjang kurang lebih 240 meter.
Berdasarkan informasi dari papan proyek, pekerjaan ini menelan biaya Rp 995.000.000 dengan waktu pengerjaan 150 hari kalender. Di lapangan, proses pembangunan terlihat terus berjalan. Material berupa pasir dan semen telah dipersiapkan sepanjang titik pengerjaan sehingga mempermudah tenaga kerja dalam melakukan pengadukan secara cepat dan efisien.
Rekonstruksi jalan merupakan kegiatan pembangunan kembali struktur jalan yang telah mengalami kerusakan berat. Berbeda dengan rehabilitasi yang hanya menyasar kerusakan ringan, rekonstruksi menyentuh lapisan permukaan hingga pondasi bawah sehingga menghasilkan kondisi jalan yang lebih kuat, aman, dan memiliki umur pakai lebih panjang.
Bagi warga Kerta Mukti dan Nusakarta, jalan penghubung ini adalah jalur vital yang digunakan pelajar menuju sekolah, mobilitas ekonomi masyarakat, serta aktivitas distribusi hasil pertanian dan perkebunan. Dengan meningkatnya kualitas jalan, diharapkan arus perpindahan barang dan orang menjadi lebih lancar.
Kawasan Air Sugihan dikenal sebagai salah satu wilayah transmigrasi yang berkembang sejak tahun 1980-an. Banyak desa di kecamatan ini dibangun dari nol dengan dukungan pemerintah dan partisipasi warga. Infrastruktur jalan menjadi tantangan utama mengingat kondisi lahan bergambut serta akses antar desa yang cukup jauh.
Desa Kerta Mukti dan Nusakarta merupakan bagian dari wilayah tersebut. Jalan penghubung antar desa awalnya dibuka secara swadaya oleh masyarakat, kemudian bertahap mendapatkan perhatian pembangunan dari pemerintah daerah. Rekonstruksi yang dilakukan saat ini menjadi bagian dari upaya panjang meningkatkan kualitas infrastruktur dasar di Air Sugihan.
Selain proyek pemerintah, masyarakat Kerta Mukti juga menunjukkan peran aktif dalam pembangunan infrastruktur. Jalan utama desa sepanjang 4 kilometer baru-baru ini telah ditimbun koral secara swadaya murni, menggunakan 1.494 kubik koral dengan nilai mencapai Rp 270.579.000 dan waktu pengerjaan 120 hari.
Swadaya tersebut menunjukkan tingginya komitmen warga menjaga akses jalan agar aktivitas pendidikan dan ekonomi tidak terganggu sebelum adanya pembangunan permanen.
Pemerintah desa dan masyarakat berharap proses rekonstruksi dapat berjalan tepat waktu, transparan, dan menghasilkan kualitas jalan yang maksimal. Warga juga berharap jalan lainnya yang masih rusak dapat menjadi prioritas pada tahap pembangunan berikutnya.












