Bandung Barat, Jadikabar.com – Suasana Puskesmas Cipongkor pada Senin malam (22/9/2025) dipenuhi aktivitas evakuasi setelah puluhan siswa mengalami gejala keracunan massal usai mengikuti program makan siang gratis di Kampung Cipari, Desa Cijambu, Kecamatan Cipongkor.
Ambulans dari berbagai wilayah tampak hilir mudik mengantar pasien. Tidak hanya dari Kecamatan Cipongkor, bantuan juga datang dari Kecamatan Cililin dan Cihampelas untuk mempercepat penanganan darurat.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sedikitnya 14 ambulans desa di Cipongkor dikerahkan untuk mengevakuasi pasien ke fasilitas kesehatan. Namun karena jumlah pasien terus bertambah, tambahan armada dari dua kecamatan lain ikut disiagakan.
Adre (34), pengemudi ambulans dari Puskesmas Cihampelas, mengaku diminta berjaga untuk membantu proses evakuasi.
“Sampai saat ini semua ambulans desa belum mencukupi. Total ada 14 ambulans dari Cipongkor, sementara saya dari Cihampelas ikut diperbantukan. Kecamatan lain pun sudah siaga jika dibutuhkan,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, jumlah pasien yang ditangani Puskesmas Cipongkor masih bertambah. Sebagian siswa dengan gejala lebih berat dirujuk ke RSUD Cililin untuk mendapatkan perawatan intensif.
Suasana puskesmas terlihat penuh sesak, sementara ambulans terus lalu-lalang mengantar pasien. Pemerintah desa, tenaga medis, hingga relawan bekerja sama untuk memastikan korban mendapatkan penanganan cepat.
Penyebab pasti dari dugaan keracunan ini masih dalam tahap investigasi oleh pihak terkait, termasuk Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat. Hingga kini belum ada pernyataan resmi yang memastikan sumber penyebab gejala keracunan.
Pihak sekolah dan yayasan pendidikan yang menaungi para siswa menyatakan akan mendukung penuh langkah investigasi pemerintah. Mereka berharap hasil pemeriksaan bisa segera memberikan kejelasan agar kejadian serupa tidak terulang.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap program makan bersama di sekolah. Pemerhati pendidikan menekankan perlunya memastikan standar keamanan pangan, baik dari segi pengolahan, distribusi, maupun pengawasan kualitas makanan.
Program makan siang gratis sejatinya bertujuan meningkatkan gizi anak sekolah serta membantu meringankan beban orang tua. Karena itu, keberlangsungan program ini harus dibarengi dengan standar pengawasan yang ketat agar manfaatnya tetap terjaga.