Dari Bandung, Bung Karno Lahir Secara Ideologis

redaksi
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan bersama jajaran Forkopimda berfoto bersama di depan pintu masuk Museum Penjara Banceuy usai melakukan Napak Tilas Sejarah Bung Karno

Bandung, JADIKABAR.COM – Dalam suasana peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menegaskan bahwa Bandung memiliki posisi penting dalam sejarah perjuangan ideologis Bung Karno, tokoh proklamator dan Bapak Bangsa Indonesia. Pernyataan ini disampaikannya saat mengikuti kegiatan Napak Tilas Sejarah Bung Karno di Museum Penjara Banceuy, Minggu pagi (1/6/2025), bersama jajaran Forkopimda Kota Bandung.

Tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila, merujuk pada pidato Soekarno di sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945, saat pertama kali ia menyampaikan lima prinsip dasar negara yang kemudian dikenal sebagai Pancasila. Pidato monumental itu bukan sekadar usulan dasar negara, tetapi menjadi cermin kebesaran pemikiran Soekarno dalam menyatukan keberagaman Nusantara menjadi satu bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Namun jauh sebelum pidato itu, benih-benih pemikiran kebangsaan Soekarno telah lahir di Kota Bandung—tempat yang menurut Farhan menjadi saksi lahirnya ide-ide revolusioner.

“Di Surabaya Bung Karno lahir. Di Blitar beliau disemayamkan. Tapi di Bandung, Bung Besar lahir—lahir secara ideologis, dari keyakinan dan perjuangan,” ujar Farhan penuh semangat.

Farhan menjelaskan bahwa penjara Banceuy menjadi tempat bersejarah di mana Soekarno ditahan bersama tiga sahabat seperjuangannya dari Desember 1929 hingga Agustus 1930. Dari sel sempit dan gelap berukuran hanya 2,1 x 1,46 meter tanpa penerangan, Bung Karno menulis pleidoi legendaris berjudul “Indonesia Menggugat.”

Tulisan tersebut menjadi simbol perlawanan terhadap kolonialisme dan menggemakan gagasan nation-state atau negara-bangsa yang kelak menjadi pondasi berdirinya Republik Indonesia.

“Pleidoi itu mengguncang dunia. Ia bukan hanya suara perlawanan, tapi suara harapan bangsa yang ingin merdeka. Dari Bandung, gagasan besar itu bergema ke seluruh penjuru Nusantara,” ujar Farhan.

Kegiatan Napak Tilas ke Museum Banceuy ini juga menjadi momen reflektif bagi generasi muda. Farhan menyampaikan rasa bangganya kepada Paskibraka Kota Bandung yang turut hadir dalam upacara, dan kepada berbagai elemen masyarakat yang menunjukkan kepedulian terhadap sejarah, meskipun dengan cara yang lebih modern dan kreatif.

“Saya bangga dengan anak-anak muda kita. Mereka paham sejarah dengan caranya sendiri. Tapi semangatnya sama. Hari ini, kita melihat bagaimana sejarah itu tetap hidup di Bandung,” ujarnya.

Farhan juga menegaskan bahwa Pemkot Bandung, bersama unsur Forkopimda, TNI, Polri, dan DPRD, berkomitmen menjaga warisan sejarah dan meneruskannya kepada generasi selanjutnya.

“Kami pastikan semangat ini tidak padam. Karena dari Bandunglah, Bung Besar lahir untuk Indonesia,” pungkas Farhan dengan penuh makna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *