MALANG, Jadikabar – Wali Kota Malang menginstruksikan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang untuk segera memberikan pendampingan psikologis kepada korban dalam tragedi runtuhnya gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny yang terjadi beberapa waktu lalu. Instruksi ini disampaikan menyusul ditemukannya sejumlah korban yang masih mengalami trauma pasca-kejadian.
Kepala Dinsos Kota Malang, Donny Sandito W., S.STP, M.Si., mengungkapkan bahwa dari tujuh korban terdampak, ada tiga orang yang akan diprioritaskan untuk mendapatkan pendampingan. Namun, salah satu korban memerlukan perhatian dan pendampingan yang jauh lebih intensif.
”Ada tiga dari tujuh korban yang akan dilakukan pendampingan, tetapi hanya satu yang perlu pendampingan khusus,” ujar Dony saat diwawancarai di sela acara peluncuran DTZEN di Hotel Ijen Suites Malang, Rabu (8/10).
Dony menjelaskan bahwa korban yang membutuhkan pendampingan khusus tersebut masih mengalami trauma mendalam akibat kejadian nahas itu. Korban tersebut diketahui berada di saf (lantai) 5 saat insiden terjadi, sementara rekan-rekannya berada di saf di belakangnya.
”Dikarenakan korban masih mengalami trauma pasca kejadian itu. Saat itu korban berada di saf 5 sedangkan teman-temannya berada di saf belakangnya,” jelasnya.
Untuk memastikan proses pemulihan trauma berjalan optimal, Dinsos Kota Malang telah menjalin kerja sama dengan lembaga psikologi profesional. Langkah ini diambil untuk memberikan penanganan terbaik bagi korban agar dapat segera pulih dan kembali menjalani aktivitas normal.
”Sehingga kita juga kerja sama dengan lembaga psikolog,” tutup Dony.
Upaya ini menegaskan komitmen Pemerintah Kota Malang dalam memberikan perlindungan dan dukungan penuh terhadap warganya, terutama dalam menghadapi dampak psikologis dari bencana.