Pasaman Barat, Jadikabar.com – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) menunjukkan komitmen serius dalam penguatan kapasitas organisasi. Melalui sebuah program strategis, DPC PPP Pasbar menggelar Pendidikan Politik yang menyasar seluruh organisasi sayap partai.
Kegiatan substansial ini dilaksanakan di kantor DPC PPP Pasbar pada Jumat, (14/11/2025). Agenda ini dirancang khusus untuk memperkukuh pemahaman ideologi dan strategi partai bagi para kader yang menjadi ujung tombak pergerakan di berbagai segmen masyarakat.
Peserta pelatihan pendidikan politik ini datang dari beragam latar belakang organisasi sayap yang bernaung di bawah DPC PPP Pasbar. Mereka merepresentasikan pilar-pilar penting pergerakan partai di tengah masyarakat.
Tercatat hadir dalam pelatihan tersebut para perwakilan dari Pimpinan Anak Cabang (PAC), Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK), dan Angkatan Muda Ka’bah (AMK). Selain itu, hadir pula perwakilan dari Wanita Persatuan Pembangunan (WPP) yang fokus pada pemberdayaan perempuan, serta Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) dan berbagai kader muda potensial lainnya.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Pasaman Barat, Yosmar Difia, S.E., M.M., yang dalam hal ini diwakili oleh Wahyuria Ningsih, S.Kom.
Dalam sambutannya, Wahyuria Ningsih menyampaikan permohonan maaf dari Kepala Badan Kesbangpol karena tidak dapat hadir pada kesempatan tersebut. Ia juga memberikan apresiasi atas kegiatan yang digelar oleh DPC PPP ini.
Secara khusus, ia menyoroti bahwa DPC PPP Pasbar merupakan satu-satunya partai politik di wilayah tersebut yang secara konsisten selalu melibatkan Kesbangpol dalam berbagai kegiatan yang diadakan di tingkat DPC.
Ketua Pelaksana Acara, Hendrizon, dalam laporannya menyampaikan bahwa program ini dirancang secara komprehensif untuk memberikan dampak maksimal bagi peserta.
Menurut Hendrizon, program ini tidak hanya bersifat seremonial, melainkan mencakup tiga pilar utama, yakni sosialisasi program, diskusi interaktif, dan pelatihan terfokus yang relevan dengan tantangan zaman.
Fokus utama dari keseluruhan materi, lanjutnya, adalah pendalaman dan pemahaman yang solid mengenai ideologi partai, konstitusi partai, serta kapasitas kader dalam menganalisis isu-isu politik terkini.
Hendrizon juga menegaskan arti penting eksistensi organisasi sayap bagi PPP. Ia menjelaskan, organisasi sayap berfungsi sebagai sarana vital untuk menjangkau segmen demografis yang spesifik.
“Organisasi sayap ini difungsikan untuk menjangkau segmen seperti pemuda, wanita, atau kader militan. Tujuannya agar lebih fleksibel dalam penyampaian pesan partai dan efektif dalam rekrutmen anggota baru,” papar Hendrizon.
Sementara itu, Ketua DPC PPP Pasbar, M. Umar, melalui sambutan resminya yang dibacakan oleh Sekretaris DPC, Wismelni, menguraikan visi strategis di balik penyelenggaraan pendidikan politik ini.
Wismelni menyampaikan bahwa strategi pendidikan politik ini merupakan upaya pemanfaatan optimal organisasi sayap. Diharapkan, seluruh organisasi sayap memiliki pemahaman yang terfokus dan mendalam.
“Pemahaman ini diharapkan dapat menjangkau segmen pasar politik yang lebih spesifik lagi, sebagai bagian dari pembentukan kader militansi dalam kerangka pengembangan partai ke depan,” ujar Wismelni.
Lebih lanjut, ia menaruh harapan besar terhadap hasil dari program pendidikan ini. DPC PPP Pasbar berharap organisasi sayap dapat fokus pada pengembangan kapasitas di bidang intelektual dan akademik.
Kemampuan intelektual tersebut, menurut Wismelni, harus diimbangi dengan kemampuan teknis untuk bersosialisasi secara efektif hingga ke akar rumput (grassroots).
Para kader sayap diharapkan mampu menjelaskan program kerja dan ideologi partai secara gamblang, baik kepada sesama kader internal maupun kepada masyarakat luas di lingkungan mereka masing-masing.
“Semoga pelaksanaan kegiatan pendidikan politik ini dapat mencapai sasaran utamanya,” harap Wismelni.
Sasaran tersebut, rinci Wismelni, mencakup penyampaian program kerja dan ideologi partai kepada kader dan masyarakat luas, terutama dalam menyikapi isu-isu politik terkini secara cerdas.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya membangun wacana keilmuan politik di internal partai, menyebarkan informasi positif tentang kegiatan partai, serta menginformasikan kinerja anggota legislatif PPP.
“Semua ikhtiar ini bermuara pada satu tujuan besar, yakni membangun citra positif partai secara konsisten di tengah masyarakat,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Musliarni, yang hadir sebagai perwakilan dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Provinsi sekaligus menjabat Ketua Wanita Persatuan Pembangunan (WPP) tingkat provinsi, turut memberikan sambutan dan arahan.
Musliarni menyoroti dimensi lain dari pendidikan kader, yakni pentingnya pelatihan keterampilan praktis (soft skills) yang aplikatif.
“Pelatihan keterampilan merupakan bagian upaya dalam memberikan pelatihan praktis seperti kepemimpinan, advokasi, atau bahkan kewirausahaan kepada kader,” jelas Musliarni.
Ia juga berpesan agar kegiatan pendidikan politik yang berharga ini tidak berhenti sebagai sebuah acara seremonial semata.
“Kegiatan ini jangan hanya berhenti di sini. Ilmu yang didapat harus dapat dikembangkan kepada seluruh kader agar bisa diteruskan secara berjenjang ke tengah-tengah masyarakat,” pesannya.
Musliarni juga secara khusus memberikan apresiasi dan harapan kepada para insan media yang hadir meliput kegiatan tersebut.
“Kita juga berharap kepada rekan-rekan media yang hadir agar dapat membantu untuk menyebarkan informasi positif tentang kegiatan partai dan kiprah anggota legislatif PPP, serta membantu membangun citra positif partai di ruang publik,” pintanya.
Dalam penutupannya, Musliarni menerangkan makna fundamental dari penyelenggaraan pendidikan politik ini. Menurutnya, ini adalah bagian integral dari program dan mandat partai.
Ia mendefinisikan pendidikan politik sebagai sebuah proses esensial dalam mendidik kader sebagai warga negara agar mereka memahami secara utuh tentang hak, kewajiban, serta partisipasi aktif mereka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.












