Lamongan, JadiKabar.com – Malam di Desa Lawak, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, berubah mencekam saat kobaran api melahap kandang ayam milik warga, Jumat (31/10/2025) sekitar pukul 19.00 WIB. Api berkobar cepat, membakar habis ribuan ayam pedaging di dalam kandang yang terbuat dari rangka bambu dan beratap seng.
Kandang tersebut milik Suparlan, warga Dusun Kalongan, yang sehari-hari bekerja sebagai peternak ayam broiler. Ia mengaku baru mengetahui kebakaran setelah warga berteriak-teriak meminta tolong. “Saat saya keluar, api sudah membesar dari bagian barat kandang. Tidak sempat menyelamatkan ayam atau peralatan apa pun,” ujarnya dengan nada lemah.
Menurut keterangan saksi, api pertama kali terlihat dari sisi barat kandang. Salah satu tetangga, Slamet (46), melihat percikan dari arah kabel listrik yang menempel di tiang bambu. “Saya pikir awalnya cuma korsleting kecil, tapi tiba-tiba api langsung membesar,” katanya.
Warga berusaha memadamkan api menggunakan ember dan alat seadanya, namun tiupan angin membuat kobaran semakin cepat menyebar. Sementara itu, beberapa warga lain menghubungi petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kecamatan Ngimbang.
Sekitar pukul 19.30 WIB, dua unit mobil Damkar tiba di lokasi. Petugas dibantu anggota Polsek dan Koramil Ngimbang, serta perangkat desa setempat, berjibaku memadamkan api. Proses pemadaman berlangsung sekitar setengah jam, dan api berhasil dikendalikan total pada pukul 20.00 WIB.
Kapolsek Ngimbang, Iptu I Wayan Sumantra, S.H., bersama sejumlah anggotanya turun langsung ke lokasi kebakaran untuk membantu proses pemadaman sekaligus mengamankan area agar api tidak merembet ke rumah warga sekitar.
“Dari hasil pemeriksaan awal, diduga kuat penyebab kebakaran adalah korsleting listrik di bagian barat kandang. Percikan api mengenai sekam dan bahan bambu yang mudah terbakar, sehingga api menjalar cepat,” ungkap Kapolsek saat diwawancarai di lokasi kejadian.
Ia menambahkan, peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat agar memperhatikan keamanan instalasi listrik, terutama di bangunan yang banyak menggunakan bahan mudah terbakar seperti sekam, bambu, atau plastik.
“Kami imbau warga agar melakukan pengecekan rutin terhadap jaringan listrik dan tidak menggunakan sambungan kabel sembarangan. Keselamatan harus menjadi prioritas,” tegasnya.
Berdasarkan hasil pendataan sementara, kerugian akibat kebakaran tersebut ditaksir mencapai Rp250 juta. Kerugian meliputi bangunan kandang, sekitar 4.000 ekor ayam pedaging, serta peralatan peternakan seperti pemanas, tempat pakan, dan sistem ventilasi.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun bagi Suparlan, kerugian ini cukup berat. “Habis semua, Mas. Saya belum tahu mau mulai dari mana lagi,” ucapnya lirih sambil menatap puing-puing kandang yang kini hanya menyisakan abu dan kawat hangus.
Komandan Regu Damkar Kecamatan Ngimbang, Andi Santoso, menuturkan pihaknya sempat mengalami kesulitan menembus lokasi karena akses jalan yang sempit dan minim penerangan.
“Kami kerahkan dua unit mobil pemadam. Saat tiba, api sudah besar dan membakar hampir seluruh kandang. Bahan bangunan yang mudah terbakar dan kondisi angin membuat api cepat menjalar,” jelasnya.
Petugas Damkar bersama anggota kepolisian dan warga bahu-membahu melakukan pemadaman agar kobaran tidak merembet ke rumah warga. “Untungnya cepat tertangani. Tapi ini jadi pelajaran penting agar masyarakat memperhatikan aspek keamanan listrik di kandang ternak,” imbuh Andi.
Kepala Desa Lawak, Mulyadi, menyampaikan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan dinas terkait untuk menyalurkan bantuan bagi korban.
“Pak Suparlan adalah peternak kecil yang menggantungkan hidup dari kandang ayam ini. Kami akan berupaya mengusulkan bantuan agar beliau bisa kembali bangkit,” ucapnya.
Ia juga mengimbau agar warga meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran, terutama saat musim kemarau panjang yang membuat suhu udara meningkat dan mempermudah percikan listrik memicu api.
Pasca kebakaran, pihak Polsek Ngimbang memasang garis polisi di lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Beberapa barang bukti seperti potongan kabel dan sisa material kandang telah diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Hingga kini, aparat kepolisian masih mendalami apakah ada unsur kelalaian dalam pemasangan instalasi listrik di kandang tersebut.
Peristiwa ini bukan kali pertama kebakaran kandang terjadi di Lamongan. Dalam setahun terakhir, tercatat beberapa insiden serupa akibat hubungan arus pendek. Oleh karena itu, petugas mengingatkan agar setiap peternak memastikan sistem listrik di kandang aman, menggunakan kabel standar, serta tidak menyalakan alat pemanas tanpa pengawasan.
Kapolsek Iptu Wayan menegaskan kembali,
“Keselamatan kerja di peternakan itu penting. Jangan remehkan kabel yang menempel pada sekam atau bambu. Hal kecil bisa menimbulkan kerugian besar.”
Kebakaran ini menjadi pengingat bahwa kewaspadaan, kepatuhan terhadap standar keamanan listrik, serta kerja sama warga dalam situasi darurat merupakan kunci untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.












