Malang, JADIKABAR.COM – Penutupan Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-XXXIII di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (1/11), menjadi panggung reflektif bagi arah baru kader muda Muhammadiyah di tengah kompleksitas zaman. Forum nasional bertema “Energi Kolektif untuk Negeri” itu resmi ditutup oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Tanwir kali ini bukan sekadar forum formalitas. Kehadiran tokoh-tokoh nasional menegaskan betapa strategis posisi IMM dalam lanskap kebangsaan. Di antara yang hadir tampak Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto, Wakil Menteri P2MI, Wakil Wali Kota Malang Ali Muthohirin, Wakil Bupati Malang Lathifah Shohib, dan Komisaris Pertamina Geothermal Abdul Musawwir Yahya.
Dalam sambutannya, Yandri Susanto menyoroti isu urbanisasi dengan membandingkan pola pembangunan di Jepang dan Korea Selatan. Ia menegaskan pentingnya pembangunan berbasis desa sebagai pondasi kemajuan nasional, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
“Dari Asta Cita itu, kami membangun 12 aksi prioritas bangun desa. Dengan IMM, kita bisa membangun desa sekaligus membangun Muhammadiyah,” ujar Yandri di hadapan ratusan peserta Tanwir.
Ia juga menyampaikan keinginannya untuk menjalin kolaborasi konkret antara Kemendes PDT dan IMM, dengan mengundang jajaran DPP IMM untuk melanjutkan diskusi strategis pasca-Tanwir.
Sementara itu, Ketua Umum DPP IMM Riyan Betra Delza dalam pidato penutupan menegaskan bahwa IMM harus tetap teguh di jalur intelektual, moral, dan spiritual. Ia mengingatkan para kader untuk tidak larut dalam arus pragmatisme politik dan disrupsi sosial.
“Tanwir bukan sekadar dokumen keputusan, tapi peta jalan baru bagi gerakan. Kita harus menyalakan kembali api pengabdian lewat kerja sosial, ekonomi, dan pendidikan yang berpihak pada rakyat,” ucapnya.
Ia menambahkan, IMM tidak boleh hanya menjadi penonton dalam proses menuju Indonesia maju, tetapi harus tampil sebagai motor peradaban.
“IMM harus hadir sebagai penggerak peradaban bangsa, bukan sekadar penonton di panggung sejarah,” tegas Riyan.
Tanwir ke-XXXIII ini menjadi ruang konsolidasi nasional bagi para kader IMM dari seluruh Indonesia untuk merumuskan strategi gerakan ke depan, bagaimana menghadirkan Islam yang berkemajuan di tengah realitas sosial yang terus berubah.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan organisasi gerakan mahasiswa Islam di bawah naungan Muhammadiyah. Didirikan untuk mengembangkan dakwah intelektual di bidang keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan. Saat ini, IMM memiliki jaringan di seluruh provinsi dengan ratusan cabang dan ribuan komisariat.
Tanwir adalah forum permusyawaratan tertinggi kedua setelah Muktamar. Forum ini berfungsi merumuskan arah kebijakan strategis, memperkuat ideologi, dan mengonsolidasikan gerakan IMM secara nasional.












