Berita  

Kejadian Luar Biasa di Cipongkor, Ratusan Siswa Keracunan, Pemda Bandung Barat Bergerak Cepat

redaksi
Kejadian Luar Biasa di Cipongkor, Ratusan Siswa Keracunan, Pemda Bandung Barat Bergerak Cepat
Foto: Kejadian Luar Biasa di Cipongkor, Ratusan Siswa Keracunan, Pemda Bandung Barat Bergerak Cepat

Suasana belajar di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, mendadak berubah menjadi kepanikan. Ratusan siswa terpaksa dilarikan ke posko kesehatan dan rumah sakit setelah mengalami gejala keracunan. Peristiwa ini terjadi usai mereka menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang diproduksi Dapur Makmur Jaya, sebuah dapur yang dikelola Yayasan Rajib Putra Barokah di Desa Cijambu.

Data Dinas Kesehatan KBB mencatat, hingga Selasa pagi (23/9/2025), jumlah korban mencapai 342 orang. Sebagian besar merupakan siswa SMP, dengan keluhan mual, muntah, dan pusing. Dari jumlah itu, 225 siswa sudah dipulangkan, sementara lainnya masih menjalani perawatan.

Bupati Bandung Barat, Jeje Richie Ismail, datang langsung ke Posko Gor Cipongkor. Wajah serius terpancar ketika ia menyampaikan rasa prihatin.

“Atas nama pribadi dan Pemda KBB saya sangat prihatin dan menyampaikan doa serta dukungan bagi para korban dan keluarga terdampak,” ujarnya.

Penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) dilakukan agar penanganan bisa lebih cepat. Dengan status ini, koordinasi lintas sektor diharapkan berjalan lebih efektif.
“Fokus utama kita adalah penanganan kepada para korban,” tegas Jeje.

Pemda KBB mengambil langkah tegas dengan menutup sementara dapur MBG di Cipongkor. Investigasi menyeluruh segera dilakukan, mulai dari perizinan, standar kebersihan, hingga proses pengolahan makanan.

“Kalau memang belum layak, harus ada perbaikan. Untuk Cipongkor, dapurnya kita tutup sementara,” kata Jeje.

Kasus ini bukan hanya tentang Cipongkor. Jeje mengungkapkan fakta mengejutkan, 85 dapur MBG di Bandung Barat belum memiliki sertifikasi sehat dan layak. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan pangan dalam program MBG yang digadang-gadang sebagai penopang gizi anak sekolah.

“Kita akan segera evaluasi semua dapur MBG. Ini penting untuk mencegah kejadian serupa,” ujarnya.

Program Makanan Bergizi Gratis sebenarnya dirancang sebagai langkah pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi siswa, mengurangi stunting, dan menunjang konsentrasi belajar. Namun, tragedi Cipongkor membuktikan bahwa niat baik tanpa pengawasan ketat bisa berujung petaka.

Kini, Pemda KBB menghadapi pekerjaan besar: memastikan program tetap berjalan tanpa mengorbankan kesehatan anak-anak. Evaluasi total dapur, pendampingan korban, hingga peningkatan standar pengawasan menjadi agenda utama pemerintah.

“Program MBG tetap penting, tapi keamanan pangan adalah prioritas,” tutup Jeje.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *