Sidoarjo, JADIKABAR.COM – Dunia jurnalistik mendapat sorotan positif dari Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo, H. Abdillah Nasih. Ia menegaskan bahwa karya jurnalistik bukan sekadar produk hiburan, melainkan memiliki kekuatan besar sebagai agent of social control sekaligus agent of social change. Pernyataan itu disampaikan dalam rangkaian Anugerah Jurnalistik Sidoarjo 2025 yang digelar di Pendopo Delta Wibawa, Selasa (23/9).
Menurut Abdillah Nasih, apresiasi Pemkab Sidoarjo terhadap karya jurnalistik patut diapresiasi karena mendukung tumbuhnya kreativitas anak muda. Total hadiah belasan juta rupiah disiapkan dalam ajang ini sebagai bentuk dukungan nyata.
“Ilmu jurnalistik ini adalah ilmu tertua dengan produk yang sangat banyak. Saya pribadi juga pernah berangkat dari dunia jurnalistik, saat aktif di media kampus Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Surabaya,” ujarnya.
Ketua DPRD Sidoarjo mengakui, jurnalisme telah berevolusi seiring perkembangan zaman. Jika dulu dikenal hanya lewat tulisan, berita, dan opini, kini jurnalisme berkembang ke berbagai format modern, seperti fotografi, video, hingga vlog.
“Era sekarang ini pemerintah kadang tertinggal jauh dalam mengetahui fenomena di masyarakat. Justru karya-karya jurnalistik yang lebih dulu meledak di publik. Karena itu, apresiasi kami terhadap jurnalisme sangat luar biasa,” ungkapnya.
Abdillah mencontohkan, karya foto maupun video yang dihasilkan jurnalis atau komunitas bisa menjadi masukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah.
Ia menyinggung fenomena sport tourism di Sidoarjo yang banyak dikenal publik karena karya jurnalis muda. Bahkan, pemerintah daerah mendapatkan informasi adanya ubur-ubur khas Sidoarjo di kawasan rawa Buduran berkat publikasi vlog masyarakat.
“Kalau tidak dari karya jurnalistik, mungkin pemerintah dan dinas terkait tidak tahu ada potensi sebesar itu. Dari situlah, karya jurnalistik bisa menjadi dasar bagi konsep pembangunan,” jelasnya.
Menurut Abdillah, ada tiga hal yang sering diangkat dalam karya jurnalistik, yakni sesuatu yang amazing (luar biasa), humanis (menyentuh sisi kemanusiaan), dan animatif (menginspirasi pergerakan). Tiga aspek itu dinilai sangat penting untuk membuka wawasan publik sekaligus memberikan masukan kepada pemerintah.
“Jurnalistik bukan hanya sekadar hiburan. Kalau hanya untuk hiburan, maka value-nya tidak besar. Tapi jika digunakan sebagai kontrol sosial, dampaknya bisa luar biasa bagi masyarakat,” tegasnya.
Dalam rangkaian Anugerah Jurnalistik Sidoarjo 2025, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Sidoarjo juga menggelar Workshop
Workshop ini menghadirkan praktisi media berpengalaman dari LKBM Antara Biro Jawa Timur, A. Malik Ibrahim, serta jurnalis senior Hendro D. Laksono. Materi yang diberikan antara lain teknik pengambilan gambar dan video profesional dengan ponsel, agar peserta mampu menghasilkan karya jurnalistik modern yang berkualitas tinggi.
Abdillah Nasih berharap karya-karya jurnalistik di Sidoarjo tidak hanya menjadi sarana informasi, tetapi juga inspirasi dan penggerak perubahan sosial.
“Banyak hal bisa dibentuk dari jurnalistik. Karya jurnalistik memperlihatkan fakta, bisa mengubah keadaan, bahkan membuka peluang pembangunan baru. Saya berharap generasi muda terus berkarya dan memanfaatkan teknologi untuk menghadirkan jurnalisme yang berdaya guna bagi masyarakat,” pungkasnya.