BANYUWANGI, JADIKABAR.COM— Dalam upaya memperkuat sistem pengawasan dan pengamanan wilayah perairan strategis nasional, Direktorat Data dan Informasi Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama (Inhuker) Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) melaksanakan kunjungan kerja ke Banyuwangi, Jawa Timur.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Laksamana Pertama (Laksma) Bakamla Sigit Winarko, S.T., CHRMP., yang turut didampingi Kolonel Bakamla Supriyadi. Rombongan disambut hangat oleh Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Banyuwangi, Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso, M.Sc., beserta jajaran Perwira Staf di Mako Lanal Banyuwangi, pada Senin (16/06/2025).
Sebagai kelanjutan dari kunjungan tersebut, pada hari berikutnya, Selasa (17/06/2025), dilaksanakan survei awal di kedua titik lokasi yang direncanakan menjadi tempat pembangunan Stasiun Bakamla di wilayah Kecamatan Wongsorejo, yaitu di Desa Bengkak dan Desa Alasrejo.
Rencana ini merupakan bagian dari strategi nasional, untuk memperkuat garis pertahanan maritim di kawasan Selat Bali — jalur pelayaran internasional yang rawan terhadap ancaman pelanggaran hukum laut, penyelundupan, hingga aktivitas ilegal lainnya.
Laksma Sigit Winarko menegaskan, bahwa pembangunan Stasiun Bakamla di Banyuwangi menjadi prioritas strategis.
“Selat Bali merupakan simpul penting dalam sistem pertahanan maritim nasional. Pendirian stasiun ini, bukan hanya untuk memperkuat deteksi dini dan respon cepat terhadap potensi gangguan keamanan laut, tetapi juga menjadi bukti hadirnya negara dalam menjaga kedaulatan wilayah perairan,” tegasnya.
Sementara itu, Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso menyatakan komitmen penuh dalam mendukung langkah sinergis ini.
“Kami dari Lanal Banyuwangi sangat mendukung penuh inisiatif pembangunan Stasiun Bakamla. Kolaborasi antar lembaga maritim seperti ini, menjadi pilar penting dalam menjaga keamanan laut yang dinamis dan kompleks,” ujar Danlanal.
Rencana pembangunan Stasiun Bakamla di Banyuwangi, diharapkan membawa dampak positif bagi penguatan pertahanan kawasan Timur Indonesia. Serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui kehadiran infrastruktur pengawasan laut yang andal.
Langkah strategis ini menjadi bagian dari grand design keamanan laut nasional, sekaligus mempertegas posisi Banyuwangi sebagai gerbang strategis perbatasan laut yang patut dijaga dengan sistem pertahanan maritim berlapis dan terintegrasi.