Malang, Jadikabar — Acara Matchmaking Dunia Usaha Kota Malang Tahun 2025 menghadirkan Lely Thresiyawati sebagai narasumber utama dalam kegiatan pembekalan UMKM yang digelar oleh Dinas Ketenagakerjaan dan PMPTSP Kota Malang.
Kegiatan berlangsung di Gedung Bakorwil Malang pada Selasa, (18/11/2025), dan dihadiri langsung perwakilan Disnaker, sejumlah manajemen hotel ternama, serta para pelaku UMKM dari berbagai sektor.
Acara dibuka dengan sambutan perwakilan Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Malang yang menyampaikan apresiasi kepada para pelaku usaha yang hadir. Pemerintah Kota Malang menegaskan komitmen mendukung penuh kebijakan nasional terkait pemberdayaan UMKM melalui percepatan perizinan, perluasan akses permodalan, serta fasilitasi kemitraan strategis antara UMKM dan usaha besar. Sinergi tersebut dinilai menjadi kunci agar UMKM dapat naik kelas, menembus rantai produksi yang lebih luas, hingga berdaya saing di tingkat global.
Pada sesi materi, Lely Thresiyawati menegaskan bahwa penguatan UMKM tidak dapat berdiri sendiri. Menurutnya, dibutuhkan komunikasi aktif dan kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku UMKM, serta industri perhotelan untuk mendorong kualitas produk dan layanan UMKM Kota Malang. Ia juga menyoroti bahwa pemberdayaan UMKM merupakan program prioritas nasional Presiden Prabowo Subianto, yang kemudian diteruskan ke pemerintah daerah untuk diimplementasikan melalui pembinaan hingga tingkat masyarakat.
Dalam paparannya, Lely mengungkapkan tengah membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) sebagai wadah pembinaan bagi UMKM kecil yang belum tersentuh program pemerintah. KUBE diharapkan menjadi ruang akselerasi bagi pelaku usaha pemula agar dapat berkembang dari level dasar menjadi UMKM yang siap bersaing.
Pembinaan KUBE mencakup kebutuhan mendasar UMKM seperti pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikasi halal, pembuatan merek/brand, pelatihan pengemasan, peningkatan kualitas SDM, hingga peningkatan mutu produk.
Lely juga menyoroti efektivitas pelatihan UMKM yang selama ini banyak dilakukan secara singkat di hotel. Ia menilai pelatihan idealnya diperpanjang, terlebih beberapa program DPRD memiliki nilai anggaran cukup besar, mencapai Rp7,5 juta per peserta dan berlangsung hingga 20 hari. Menurutnya, durasi pembinaan harus sebanding dengan dampak yang dihasilkan.
Saat wawancara ia mengapresiasi kegiatan ini, ” saya mengapresiasi sekali kegiatan ini dan nantinya saya akan berkomunikasi dengan dinas yang terkait bahwa untuk tidak berhenti disini saja tapi ada kelanjutannya, karena UMKM itu kalau hanya sekedar tidak ada perhatian pemerintah yang enggak bisa maju, nggak bisa membawa kota Malang boys berkelas,” tuturnya.
Dalam sesi tanya jawab, Lely menambahkan bahwa edukasi usaha dapat berkembang melalui metode getuk tular atau saling berbagi pengalaman antarpelaku usaha. “Dalam usaha itu harus ada kemauan, keberanian, dan pemasaran,” ujarnya, menegaskan dasar pembentukan KUBE sebagai ekosistem belajar bersama.
Acara matchmaking ini diharapkan menjadi langkah awal memperkuat jaringan usaha, meningkatkan profesionalitas pelaku UMKM, serta memperluas peluang kemitraan antara UMKM dan sektor industri di Kota Malang.












