JADIKABAR.COM – Setiap tanggal 13 Oktober, dunia memperingati Hari Kegagalan Internasional atau International Day for Failure. Uniknya, hari ini bukan untuk merayakan kegagalan sebagai sesuatu yang menyedihkan, tetapi justru untuk menghargai kegagalan sebagai bagian penting dari perjalanan menuju kesuksesan.
Ya, di tengah budaya yang sering kali hanya menyoroti keberhasilan, Hari Kegagalan Internasional hadir untuk mengingatkan bahwa setiap keberhasilan besar selalu diawali oleh serangkaian kegagalan.
Hari Kegagalan Internasional pertama kali dicetuskan di Finlandia pada tahun 2010 oleh sekelompok mahasiswa dari Aalto University School of Economics di Helsinki.
Tujuan awalnya sederhana: mengubah cara pandang masyarakat terhadap kegagalan. Mereka ingin menumbuhkan keberanian untuk mencoba, berinovasi, dan tidak takut salah, sesuatu yang sangat penting dalam dunia wirausaha dan pengembangan diri.
Inisiatif tersebut mendapat dukungan luas, bahkan dari pemerintah Finlandia, tokoh bisnis, dan akademisi. Dalam beberapa tahun, peringatan ini menyebar ke berbagai negara di Eropa, Asia, hingga Amerika.
Hari Kegagalan Internasional mengajak kita untuk melihat sisi positif dari setiap kegagalan. Bahwa gagal bukan akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses belajar.
Kegagalan membantu seseorang menemukan cara baru, memperkuat mental, dan menumbuhkan ketangguhan. Banyak inovasi besar di dunia justru lahir dari percobaan yang gagal.
Contohnya, Thomas Alva Edison pernah gagal ribuan kali sebelum menemukan bola lampu. J.K. Rowling ditolak oleh 12 penerbit sebelum novel Harry Potter menjadi fenomena dunia.
Pesannya jelas: kegagalan bukan musuh, melainkan guru terbaik dalam hidup.
Setiap tahun, Hari Kegagalan Internasional dirayakan dengan berbagai cara:
-
Diskusi publik dan seminar motivasi yang mengangkat kisah inspiratif tokoh yang bangkit dari kegagalan.
-
Kampanye media sosial dengan tagar seperti #CelebrateFailure dan #FailBetter.
-
Workshop kewirausahaan yang mengajarkan pentingnya berani mencoba dan belajar dari kesalahan.
Banyak perusahaan juga menggunakan momentum ini untuk membangun budaya kerja yang lebih terbuka terhadap ide baru, meski berisiko gagal.
Di tengah tekanan untuk selalu berhasil, Hari Kegagalan Internasional mengingatkan kita untuk lebih manusiawi, bahwa gagal itu wajar.
Tidak ada orang sukses yang tidak pernah gagal. Yang membedakan hanyalah bagaimana seseorang menyikapi kegagalan tersebut, apakah berhenti, atau bangkit dan mencoba lagi.
Jadi, saat tanggal 13 Oktober tiba, jangan takut untuk mengenang kegagalanmu. Rayakanlah, bukan karena kamu gagal, tapi karena kamu masih berani melangkah setelah jatuh.












