Sidoarjo, Jadikabar.com – Tim gabungan yang terdiri dari BNPB, BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus bekerja tanpa henti dalam proses evakuasi reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Memasuki hari ke-8, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo bersama BNPB menargetkan seluruh proses evakuasi akan rampung pada Selasa (7/10/2025).
Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, menyebut hari kedelapan menjadi fase krusial dari penyisiran akhir.
“Kami menargetkan seluruh proses evakuasi selesai hari ini. Seluruh tim dan alat berat sudah dikerahkan, dibantu dengan pendataan pihak pesantren agar tidak ada korban yang tertinggal,” ujarnya di lokasi.
Budi menjelaskan, sejauh ini sudah 75 persen proses evakuasi terselesaikan, dan sisanya akan dirampungkan besok. Ia menegaskan bahwa sinergi antarinstansi menjadi faktor utama keberhasilan penanganan cepat bencana ini.
“BNPB bersama BPBD dan pemerintah daerah akan melanjutkan langkah pemulihan pascabencana, termasuk rekonstruksi dan pemulihan aktivitas belajar santri,” tegasnya.
Ponpes Al Khoziny dikenal sebagai salah satu pesantren bersejarah di Sidoarjo, berdiri sejak awal 1980-an oleh ulama karismatik KH. Muhammad Khoziny. Pesantren ini menjadi pusat pendidikan agama dan sosial, dengan ribuan santri dari berbagai wilayah Jawa Timur.
Bangunan yang mengalami keruntuhan adalah asrama santri putra yang baru direnovasi dua tahun lalu. Musibah terjadi pada Senin malam (29/9/2025) ketika sebagian besar santri sedang beristirahat. Dugaan sementara, struktur bangunan melemah akibat curah hujan tinggi, namun penyelidikan teknis masih dilakukan.
Bupati Sidoarjo, Subandi, memastikan bahwa seluruh unsur pemerintah daerah terus memantau proses di lapangan. Ia menargetkan evakuasi selesai dalam waktu dekat dan menjamin semua kebutuhan di posko terpenuhi.
“Kami terus berkoordinasi dengan BNPB, BPBD, dan relawan sejak hari pertama. Semua petugas bekerja maksimal tanpa henti. Targetnya, seluruh evakuasi tuntas besok,” kata Subandi saat meninjau lokasi.
Ia menambahkan bahwa logistik, layanan kesehatan, dan dukungan psikologis bagi keluarga korban menjadi perhatian utama.
“Kami ingin memastikan semua pihak yang terdampak mendapatkan bantuan dan perlindungan yang layak,” tambahnya.
Hingga Senin sore (6/10/2025), BNPB mencatat 167 korban berhasil dievakuasi — terdiri dari 104 orang selamat dan 63 orang meninggal dunia.
BNPB bersama Pemkab Sidoarjo akan melanjutkan tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi segera setelah evakuasi dinyatakan selesai.
Selain pembangunan kembali fasilitas pesantren, pemerintah juga menyiapkan program pemulihan psikososial santri agar aktivitas belajar mengajar bisa kembali normal dalam waktu dekat.
Di balik tumpukan puing dan lelahnya proses pencarian, rasa solidaritas dan doa terus mengalir. Posko utama di halaman pesantren menjadi saksi gotong royong masyarakat, relawan, dan keluarga korban.
Relawan dari berbagai daerah datang memberikan bantuan makanan, pakaian, dan tenaga. Suasana haru sering terlihat ketika keluarga menunggu kabar dari lokasi pencarian. Di tengah duka, semangat kebersamaan menjadi simbol kekuatan untuk bangkit kembali.
BNPB memastikan bahwa setelah tahap evakuasi selesai, perhatian akan difokuskan pada rehabilitasi bangunan dan pemulihan aktivitas pendidikan di Ponpes Al Khoziny.
“Harapan kami, para santri dapat kembali belajar dengan aman dan tenang,” ujar Budi Irawan.
Pemkab Sidoarjo juga membuka saluran donasi resmi bagi masyarakat yang ingin membantu pemulihan pesantren. Dukungan moral dan material terus mengalir dari berbagai pihak, menjadi bukti bahwa semangat kemanusiaan tetap hidup di tengah bencana.