Malang, JADIKABAR – Aksi unjuk rasa mahasiswa di Kota Malang, Senin (1/9), mendapat pengawalan ketat dari aparat.
Wakapolres Malang, AKBP Oskar Syamsuddin, S.I.K., M.T, menyampaikan
Sebanyak 1.540 personel gabungan diturunkan untuk memastikan keamanan jalannya demonstrasi yang berlangsung di pusat kota. Personel pengamanan terdiri dari Polri, TNI AD, Satpol PP, Dinas Pemadam Kebakaran, PMI, serta didukung oleh organisasi masyarakat Madura Asli (Madas). “Kami memastikan pengamanan berjalan maksimal agar aksi bisa berlangsung tertib,” tegasnya.
Aksi ini diikuti sekitar 200 mahasiswa dari berbagai universitas yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Selain itu, sempat hadir pula kelompok kecil masyarakat sipil yang menamakan diri sebagai Aliansi Rakyat Tertindas, meski hanya berjumlah 10 orang dan akhirnya meninggalkan lokasi.
Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani, dalam keterangan terpisah menjelaskan bahwa aksi tersebut memang melibatkan dua kelompok berbeda. “Ada mahasiswa dari HMI, dan juga kelompok masyarakat sipil yang menamakan diri Aliansi Rakyat Tertindas,” ujarnya.
Adapun sejumlah tuntutan yang disuarakan massa antara lain mendesak pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset dari pelaku korupsi, meminta evaluasi terhadap kinerja DPR serta kepolisian, dan mendorong adanya efektivitas dalam perubahan tunjangan anggota DPR.
Meski sempat diwarnai dinamika, aksi berjalan tertib tanpa bentrokan maupun gangguan berarti. Aparat gabungan mengawal setiap tahapan aksi, mulai dari titik kumpul, penyampaian aspirasi, hingga massa membubarkan diri.
Dengan dukungan personel yang besar, aparat keamanan memastikan stabilitas situasi Kota Malang tetap kondusif. Demonstrasi tersebut berakhir damai, sementara aspirasi mahasiswa dan masyarakat sipil telah tersampaikan kepada DPRD setempat.












