Berita  

SWI Satukan Media dan Masyarakat untuk Gerakan Hijau Nasional Terbesar 2026

Avatar photo
SWI Satukan Media dan Masyarakat untuk Gerakan Hijau Nasional Terbesar 2026
Foto Istimewa: SWI Satukan Media dan Masyarakat untuk Gerakan Hijau Nasional Terbesar 2026

KUDUS, JadiKabar.com – Sekber Wartawan Indonesia (SWI) kembali menorehkan langkah besar yang menggugah. Di tengah perubahan zaman yang kian menekan kehidupan rakyat kecil, organisasi pers nasional ini melahirkan sebuah gagasan kolaboratif yang menjembatani pers, pemerintah, dan masyarakat dalam satu visi bersama: membangun ekonomi hijau dan ketahanan pangan secara nasional.

Gerakan ini bukan slogan kosong. SWI menghidupkannya menjadi Gerakan Hijau Nasional, sebuah ikhtiar besar yang dimulai dari desa, menyasar kebutuhan rakyat paling dasar, dan dibangun melalui dukungan pemangku kebijakan di setiap daerah. Di balik gagasan itu berdiri sosok yang konsisten menggerakkan inovasi hijau, yakni Rochmad Taufiq, anggota SWI DPD Kudus sekaligus owner Banana Garden Kudus. Ia selama ini dikenal sebagai inisiator konsep integrated farming dengan gerakan nabung pisang dan nabung ayam. Sebuah model ekonomi keluarga berbasis lingkungan yang sederhana namun membawa dampak ekonomi nyata bagi masyarakat desa.

Rochmad tak menjalankan gagasan ini sendirian. Ia rutin berdiskusi dengan Prof. Dr. Ir. Supriyat Nasir, M.B.A, tokoh nasional yang lama menekuni strategi ekonomi kerakyatan. Percakapan panjang mereka membahas bagaimana pisang dan ayam dapat menjadi poros ekonomi rakyat, menjadi alternatif usaha keluarga yang tidak rumit, dan sekaligus menjawab problem ketahanan pangan nasional. Gagasan ini juga sejalan dengan arah kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan pangan sebagai prioritas utama agenda pembangunan nasional.

Diskusi yang terus berproses itu kemudian diputuskan untuk masuk sebagai rangkaian program resmi dalam Munas SWI Mei 2026 di Boyolali. Artinya, gagasan hijau ini kini memiliki payung kelembagaan dan dapat didorong secara nasional dengan kekuatan organisasi.

Dalam berbagai forum internal, para pengurus SWI menegaskan bahwa peran pers tidak lagi cukup hanya mengabarkan. Pers harus menjadi inspirasi, menjadi edukator, dan pada titik-titik tertentu, menjadi penggerak. Plt Ketum/Sekjen SWI, Ir. Hery Budiman, mengatakan bahwa SWI ingin memastikan pers tampil sebagai motor perubahan bangsa, terutama dalam isu strategis seperti ekonomi hijau, ketahanan pangan, dan pemberdayaan desa. Ia menegaskan bahwa pers harus menjadi jembatan antara rakyat dan program pembangunan pemerintah, sehingga informasi tidak berhenti di berita, tetapi berlanjut menjadi gerakan yang menguatkan masyarakat.

Keseriusan SWI menjalankan agenda ini dibuktikan melalui rangkaian rapat besar menjelang Munas 2026. Dimulai dari Rapat Panitia Munas di Jakarta pada 27 November 2025 yang menjadi titik awal pematangan tema “Pers Mengabdi untuk Negeri”. Dalam forum tersebut, arah besar Gerakan Hijau Nasional mulai dirumuskan secara lebih spesifik. Langkah ini lalu diperkuat dalam Rakorwil SWI Jawa Tengah yang digelar di kantor DPD SWI Kudus milik Dr. Win Saputra. Pertemuan tersebut menjadi momentum konsolidasi seluruh DPD se-Jawa Tengah, sekaligus penanda bahwa Jawa Tengah adalah mesin kekuatan SWI nasional menjelang agenda besar tahun depan. Para pengurus dari berbagai kabupaten dan kota menyatakan siap mendukung penuh gerakan ekonomi hijau yang akan dikampanyekan secara nasional.

Puncak gerakan ini akan terjadi di Boyolali pada 22–25 Mei 2026, saat Munas SWI digelar. Bukan sekadar forum organisasi, Munas tahun ini dikemas sebagai momentum transformasi gerakan hijau secara nasional. SWI akan mencanangkan serangkaian program besar, termasuk Program Nabung Pisang Nasional yang menempatkan pisang sebagai komoditas hijau dengan daya tumbuh cepat dan nilai ekonomi merakyat. Selain itu, SWI juga menyiapkan pengembangan jagung seluas 20.000 hektar, penguatan produksi vanili hingga 200 hektar, program wood pellet dan silase nasional sebagai energi alternatif dan cadangan pakan, serta integrasi usaha pisang dengan ternak ayam yang menjadi fondasi pertanian terpadu masyarakat desa. Semua ini diperkuat dengan Gerakan Penghijauan Nasional SWI yang melibatkan pemerintah daerah, TNI, Polri, akademisi, stakeholder, dan insan media.

Di tingkat daerah, Jawa Tengah muncul sebagai barisan pionir nasional. Rakorwil di Kudus memperlihatkan komitmen kuat para pengurus untuk menyelaraskan gerakan hijau, memperkuat peran jurnalis dalam edukasi publik, memperluas publikasi pembangunan desa, serta mengokohkan konsolidasi organisasi menjelang Munas. Para jurnalis yang tergabung dalam SWI menyadari bahwa gerakan ekonomi hijau bukan hanya milik pemerintah, melainkan gerakan bersama yang mengangkat martabat rakyat.

Melalui SWI, pers kini mengambil tempat terhormat sebagai bagian dari kekuatan bangsa yang ikut menanam harapan baru bagi Indonesia. Di tangan para jurnalis yang tidak hanya menulis, tetapi juga bergerak, Gerakan Hijau Nasional menjadi napas perubahan yang lebih segar. Dari desa, dari rakyat, dan untuk masa depan negeri.

Pers bisa menjadi motor. Wartawan bisa menjadi agen edukasi. Organisasi profesi bisa memimpin gerakan perubahan. Dan SWI menunjukkan bahwa masa depan bisa dilahirkan bukan hanya diberitakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *