Jadikabar.com – Dalam rangka mengedukasi masyarakat luas mengenai proses casting yang benar di industri film dan media visual, Natalia Cahyanti, founder sekaligus owner Amour Management, bersama Asosiasi Casting Indonesia (ACI), menggelar sesi sosialisasi daring yang disambut antusias oleh ratusan peserta dari berbagai daerah. Acara ini bertujuan membekali para calon talent dan masyarakat umum dengan pengetahuan dasar tentang casting serta cara menghindari penipuan berkedok audisi.
Salah satu poin penting yang disampaikan Natalia Cahyanti dan didukung penuh oleh ACI adalah bahwa casting tidak dipungut biaya dalam bentuk apa pun. Jika ada pihak yang meminta bayaran untuk formulir, merchandise, atau alasan administratif, hal tersebut sudah dapat dipastikan adalah penipuan.
“Casting adalah proses pencarian talent yang dilakukan sesuai kebutuhan produksi, bukan ajang untuk mencari uang dari calon talent,” tegas Natalia.
ACI memperkuat pernyataan tersebut dengan menjelaskan bahwa casting resmi merupakan bagian integral dari proses produksi yang profesional, transparan, dan gratis. Mereka juga menegaskan bahwa semua talent, baik pemula maupun profesional, harus melalui casting jika ingin mendapatkan peran dalam film, iklan, atau produksi lainnya.
Natalia juga menyinggung maraknya laporan terkait praktik “casting khusus” yang meresahkan, seperti permintaan untuk membuka pakaian atau melakukan adegan tidak senonoh dalam proses audisi. Ia menegaskan bahwa hal tersebut tidak dibenarkan.
“Bahkan untuk adegan intim dalam naskah sekalipun, hal itu akan dibicarakan secara internal dengan talent secara profesional, bukan bagian dari proses casting,” ujarnya.
ACI menambahkan bahwa talent perlu memahami batasan dalam proses seleksi dan tidak ragu menolak atau melaporkan penyelenggara casting yang melanggar etika.
Dalam sesi sosialisasi, peserta juga diberikan panduan untuk membedakan casting asli dan hoaks. Natalia menyarankan agar talent bergabung dalam manajemen atau agency resmi, karena mereka memiliki jaringan informasi yang terpercaya.
“Masuk manajemen itu gratis. Fee baru dikenakan jika talent lolos casting dan mendapatkan peran, biasanya 20–30% dari bayaran proyek, sesuai kesepakatan,” jelasnya.
ACI pun mendorong talent untuk selalu mengecek informasi melalui kanal resmi rumah produksi, website, atau media sosial terpercaya. Hindari casting yang disebarkan secara pribadi tanpa identitas jelas atau meminta konfirmasi via nomor pribadi tanpa profesionalitas.
ACI menambahkan bahwa sukses di dunia entertainment tak hanya ditentukan oleh bakat, tapi juga etika. Talent harus menjaga sikap, menghargai waktu, dan bersikap profesional saat berinteraksi dengan tim produksi. Hal ini akan menjadi nilai tambah dalam penilaian casting director.
Menjawab pertanyaan peserta, Natalia menjelaskan bahwa mengikuti kelas akting bukanlah syarat wajib untuk ikut casting. Namun, ia mengakui bahwa beberapa casting director mungkin memprioritaskan talent lulusan kelas akting karena dianggap lebih siap secara teknis.
“Siapa pun bisa ikut casting, yang penting sesuai dengan kebutuhan peran dan mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya,” jelasnya.
Sosialisasi ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang dipenuhi berbagai pertanyaan dari peserta. Baik Natalia maupun ACI berharap acara seperti ini bisa rutin diadakan agar masyarakat luas, terutama generasi muda, tidak menjadi korban informasi menyesatkan dan memiliki panduan yang jelas saat terjun ke industri hiburan.
“Harapan kami, semua calon talent bisa lebih percaya diri, terlindungi, dan memahami jalur profesional dalam dunia casting,” tutup Natalia.