Batu, Jawa Timur – Kota Batu kembali menegaskan posisinya sebagai kota agrokreatif dan destinasi budaya nasional lewat gelaran Produk Lokal Fest #7 bertajuk Egalitarian, yang resmi dibuka pada Jumat malam (7/11) di Balaikota Among Tani Kota Batu.
Festival ini menjadi bagian dari rangkaian Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 Nusantaraya yang digelar di wilayah Malang Raya, menghadirkan ratusan pelaku ekonomi kreatif, musisi, UMKM, hingga pegiat budaya lokal.
Acara dibuka meriah dengan peluncuran album “Bahagia Terus Indonesia”, yang memuat 15 lagu orisinal karya musisi lintas genre dari ekosistem BTI (Batu Talent Indonesia) dan komunitas musik independen Malang Raya. Lagu utamanya, Bahagia Terus Indonesia, dibawakan oleh BTI All Star, menjadi simbol kolaborasi dan semangat optimisme anak muda kreatif Nusantara.
Kota Batu bukan pemain baru dalam ekosistem ekonomi kreatif. Sejak awal 2010-an, Kota Batu mulai mengembangkan konsep agrowisata kreatif, yang menggabungkan pertanian, pariwisata, dan seni budaya. Dengan dukungan sektor hortikultura yang kuat, pemerintah daerah kemudian memetakan potensi subsektor kreatif mulai dari kuliner, kriya, musik, hingga fashion.
Tahun 2018, Kota Batu resmi bergabung dalam jaringan Indonesia Creative Cities Network (ICCN), dan sejak itu rutin menggelar Produk Lokal Fest, sebuah panggung bagi pelaku UMKM dan seniman muda untuk menampilkan karya terbaik mereka.
Kini, di tahun ketujuh penyelenggaraan, Produk Lokal Fest berkembang menjadi simbol kolaborasi antara pemerintah, komunitas kreatif, dan masyarakat lokal. Tema Egalitarian diangkat untuk menegaskan kesetaraan dan solidaritas dalam ruang ekonomi kreatif yang terbuka bagi semua kalangan.
Dalam sambutannya, Wali Kota Batu Nurochman menyampaikan apresiasi kepada seluruh komunitas kreatif, khususnya BTI, yang konsisten menjaga semangat kolaborasi lintas sektor.
“Kegiatan ini mempertemukan semangat kreatif, kolaboratif, dan kebanggaan daerah. Anak-anak muda Kota Batu membuktikan bahwa kreativitas bukan sekadar hiburan, tetapi energi yang menghidupi masyarakat,”
ujar Nurochman.
Ia juga menegaskan, Pemkot Batu berkomitmen memperkuat ekosistem ekonomi kreatif dengan mendukung UMKM digital, festival budaya berkelanjutan, serta pengembangan destinasi wisata tematik berbasis kearifan lokal dan teknologi hijau.
“Kami siap mendukung setiap event nasional di Kota Batu dengan potensi dan kekuatan anak muda kreatif,” tambahnya.
Acara juga dihadiri langsung oleh Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky, bersama jajaran Kemenparekraf, di antaranya Sekretaris Kementerian Desiwati, Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekraf Cecep Rufendi, dan Staf Khusus Rian Firmansyah.
Dalam sambutannya, Riefky menyampaikan apresiasi atas semangat kolaboratif yang tumbuh di Batu dan Malang Raya.
“Kami hadir bersama seperempat jajaran Kemenparekraf untuk menyaksikan langsung kekuatan ekonomi kreatif di Jawa Timur. Kekuatan itu kami temukan di Malang Raya, khususnya di Kota Batu,” katanya.
Menurutnya, sektor musik, fashion, kuliner, dan agrokreatif di Batu memiliki potensi besar menembus pasar global.
“Seniman adalah pejuang yang harus naik martabatnya. Dengan inovasi dan digitalisasi, budaya lokal akan menjadi kekuatan ekonomi baru,” tegas Riefky.
Ia juga menyoroti pentingnya pendampingan dan perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI) bagi para pelaku kreatif agar lebih kompetitif di pasar global.
“Ketika dunia mencari akar budaya, Nusantara harus siap. Dan Batu sudah membuktikannya,” pungkasnya.
Sebagai bagian dari festival, juga digelar Festival Pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) yang menampilkan puluhan jajanan lokal inovatif hasil olahan pangan lokal. Acara ini menggandeng Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batu, dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi makanan sehat dan berkelanjutan.
Festival B2SA turut menghadirkan demo masak, bazar kuliner lokal, dan pameran produk pangan olahan, yang semakin menambah semarak suasana ICCF 2025 di Kota Batu.
Melalui Produk Lokal Fest #7 “Egalitarian”, Kota Batu meneguhkan diri bukan hanya sebagai kota wisata unggulan, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi kreatif yang hidup dari kolaborasi, kemandirian, dan semangat Nusantara.
Dengan dukungan pemerintah, komunitas, dan generasi muda kreatif, Kota Batu kian mantap melangkah menjadi “Creative Agro City” sebuah kota yang menanam kreativitas dan memanen kesejahteraan.












