Program MBG Harus Berlanjut, Keracunan Harus Stop

Edukasi Gizi dan Pencegahan Keracunan Jadi Kunci Membangun Indonesia Sehat

Program MBG Harus Berlanjut, Keracunan Harus Stop
Foto AI Gemini Program MBG Harus Berlanjut, Keracunan Harus Stop

JADIKABAR.COM – Masalah keracunan makanan hingga kini masih menjadi ancaman nyata bagi masyarakat Indonesia. Kasus-kasus keracunan akibat makanan yang tidak aman terus bermunculan di berbagai daerah, baik di warung makan, kantin sekolah, acara hajatan, hingga industri rumahan.

Fenomena ini menjadi peringatan serius bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keamanan pangan dan gizi seimbang masih perlu ditingkatkan. Dalam konteks tersebut, keberlanjutan Program MBG (Menuju Bangsa Gizi) menjadi sangat penting. Program ini dinilai mampu membangun kesadaran kolektif masyarakat mengenai gizi, pola makan sehat, dan cara pengolahan makanan yang aman.

Program MBG sejak awal dirancang sebagai gerakan sosial-edukatif untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap kualitas gizi dan keamanan pangan. Fokus utamanya mencakup pendidikan gizi seimbang bagi keluarga, pelatihan pengolahan makanan higienis, serta kampanye konsumsi pangan bergizi berbasis bahan lokal. Tujuan akhirnya adalah menciptakan masyarakat yang sehat, produktif, dan cerdas melalui makanan yang aman dan bergizi.

Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan, kasus keracunan makanan masih menempati posisi tinggi dalam kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia. Sebagian besar disebabkan oleh makanan yang tidak dimasak sempurna, terkontaminasi bakteri, atau mengandung bahan berbahaya seperti formalin dan boraks. Selain itu, masih banyak pelaku usaha kecil dan pedagang jajanan yang belum memahami pentingnya kebersihan alat masak, penyimpanan makanan, serta penggunaan bahan tambahan pangan yang aman.

Dalam lima tahun terakhir, lebih dari 70 persen kasus keracunan massal terjadi di lingkungan sekolah, pesantren, dan acara hajatan masyarakat. Fakta ini menunjukkan bahwa pencegahan harus menjadi prioritas utama, karena jauh lebih mudah dan murah dibandingkan penanganan setelah terjadi kasus.

Langkah pencegahan sebenarnya bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah makanan, memastikan bahan pangan matang sempurna, memisahkan bahan mentah dan matang, serta menyimpan makanan sesuai suhu yang aman. Masyarakat juga perlu mewaspadai penggunaan bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan pewarna tekstil yang masih ditemukan di sejumlah produk makanan rumahan.

Program MBG juga mendorong tumbuhnya kemandirian pangan keluarga. Dengan menanam sayur sendiri, beternak kecil, atau mengolah bahan pangan lokal yang bergizi, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan gizi tanpa bergantung sepenuhnya pada produk instan. Langkah kecil ini tidak hanya menyehatkan keluarga, tetapi juga memperkuat ekonomi rumah tangga.

Keracunan makanan bukan hanya masalah dapur, melainkan juga masalah budaya hidup sehat. Karena itu, keberlanjutan Program MBG menjadi penting untuk memastikan masyarakat terus mendapat edukasi tentang pangan aman, gizi seimbang, dan pola hidup bersih. Melalui pendidikan gizi yang berkelanjutan dan pengawasan yang kuat, angka keracunan makanan dapat ditekan, sekaligus memperkuat ketahanan kesehatan nasional.

Program MBG harus terus berlanjut karena dari makanan yang aman dan bergizi lahir generasi yang kuat, sehat, dan cerdas. Sudah saatnya gerakan “Menuju Bangsa Gizi” dijadikan bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia, agar keracunan makanan benar-benar berhenti dan Indonesia semakin tangguh menghadapi masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *