BANGKALAN, JADIKABAR.COM – Sebanyak 774 slop rokok ilegal disita dari kendaraan yang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Burneh, Bangkalan. Barang bukti tersebut kini telah dilimpahkan ke Kantor Bea Cukai Madura di Pamekasan.
Petugas dari Unit PJR Jatim VIII Suramadu melakukan penyelidikan usai kejadian pada Minggu (08/06/2025). Mereka menemukan ratusan slop rokok dari berbagai merek tanpa pita cukai resmi di dalam kendaraan.
“Barang bukti sudah kami serahkan ke Bea Cukai di Pamekasan untuk ditindaklanjuti,” ujar AKP Darwoyo, Kepala Unit PJR Jatim VIII Suramadu. Ia memastikan proses penyerahan berlangsung sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Tiga orang yang berada dalam kendaraan ikut diamankan saat kejadian. Mereka adalah AY (20) dan MIH (25) dari Arosbaya serta SR (30) dari Socah.
“Informasi yang kami peroleh, barang tersebut berasal dari Pamekasan. Tiga orang yang berada dalam kendaraan saat kejadian juga kami serahkan,” kata Darwoyo. Pemeriksaan awal memperkuat dugaan bahwa barang berasal dari wilayah Pamekasan.
Mobil Suzuki Ertiga yang digunakan sebagai sarana pengangkut juga turut disita. Kendaraan ini kini menjadi bagian dari barang bukti dalam penyidikan kasus.
Kasus ini kembali menyoroti maraknya peredaran rokok ilegal di Madura. Penggunaan kendaraan pribadi sebagai modus pengangkutan dinilai sudah berulang terjadi.
Bea Cukai Madura belum memberikan keterangan resmi terkait pengembangan kasus tersebut. Aparat kepolisian terus berkoordinasi guna menelusuri asal-usul dan jaringan peredarannya.
“Upaya represif harus diimbangi dengan penguatan pengawasan di hulu, termasuk produsen dan jalur distribusinya,” kata seorang sumber internal Bea Cukai yang enggan disebutkan namanya. Ia menekankan pentingnya penanganan komprehensif dari hulu ke hilir.
Rokok ilegal merugikan negara dan menciptakan ketimpangan dalam persaingan usaha. Kerugian negara akibat praktik ini setiap tahun mencapai triliunan rupiah.
Sinergi antarlembaga sangat dibutuhkan untuk menekan peredaran rokok tanpa cukai. Pengawasan ketat di daerah penghasil seperti Madura menjadi kunci utama penanggulangan.”tutupnya.
(Fikri/Red)