JADIKABAR.COM – Di balik geliat pembangunan dan lalu lintas padat jalur Porong, tersimpan sebuah cerita mistis yang melegenda di kalangan warga lokal. Urban legend ini dikenal dengan nama “Pasar Setan Porong”, sebuah pasar gaib yang konon hanya bisa dilihat dan didengar oleh orang-orang tertentu pada waktu-waktu tertentu, terutama saat malam menjelang dini hari.
Kisah tentang pasar ini sudah menyebar sejak tahun 1990-an, bahkan sebelum tragedi lumpur Lapindo melanda kawasan Porong. Lokasinya dipercaya berada di sekitar kawasan lahan kosong, bekas sawah, atau jalur hutan kecil yang sunyi di malam hari. beberapa menyebut area dekat rel kereta atau sisi jalan kampung yang gelap dan jarang dilalui kendaraan.
Salah satu cerita paling sering beredar adalah kesaksian orang-orang yang mengaku tersesat di malam hari. Saat melewati jalanan sepi, mereka tiba-tiba mendengar suara yang tidak wajar, riuh rendah seperti orang jualan, suara pedagang menawarkan dagangan, anak-anak berlari, dentingan alat masak, dan aroma makanan yang menggoda.
Namun saat mereka mencari asal suara itu, yang terlihat hanya lahan kosong atau jalan tanah tanpa penerangan. Tak ada keramaian, tak ada orang, bahkan tak ada jejak aktivitas apapun. Jika terus mencoba mencari sumber suara, beberapa orang justru dilaporkan mengalami hal aneh — seperti kehilangan arah, kembali ke tempat yang sama berulang kali, bahkan merasa waktu berjalan lebih lama dari semestinya.
Salah satu warga Desa Jatirejo, sebut saja Pak Rahmat (bukan nama sebenarnya), menceritakan pengalamannya sekitar tahun 2012 saat hendak pulang dari acara keluarga di malam hari. Ia memutuskan mengambil jalan pintas melewati pematang sawah yang dulu sering dilaluinya.
“Pas di tengah jalan, saya dengar suara rame kayak pasar. Awalnya saya pikir ada acara desa atau pasar malam, tapi waktu saya lihat kiri-kanan, gelap, nggak ada lampu, nggak ada apa-apa. Tapi bau gorengan itu nyata banget, bikin perut lapar,” tuturnya. Karena merasa takut, ia langsung memutar balik dan mencari jalan utama.
Cerita serupa juga pernah muncul di forum-forum daring, termasuk komunitas pecinta kisah mistis. Banyak netizen mengaitkan fenomena ini dengan keberadaan dunia lain atau dimensi gaib yang sesekali “bersentuhan” dengan manusia.
Sejumlah pemerhati budaya dan spiritual Jawa menyebut fenomena ini sebagai “tirakat alam gaib” kejadian di mana alam halus memperlihatkan keberadaannya kepada manusia dalam bentuk yang familiar, seperti pasar. Pasar dipilih karena ia adalah simbol kehidupan sehari-hari, interaksi sosial, dan pusat energi manusia yang tinggi.
Di sisi lain, psikolog menyebut bahwa fenomena “mendengar suara gaib” bisa juga dipicu oleh kelelahan ekstrem, stres, atau bahkan sugesti dari cerita-cerita yang sudah lama beredar. Namun, sulit untuk mengabaikan konsistensi cerita dari banyak orang dengan pengalaman yang mirip.
Bagi warga lokal, cerita pasar setan bukan sekadar kisah seram untuk menakuti. Ada nilai kehati-hatian yang diwariskan melalui cerita ini: jangan bepergian sendiri larut malam, jangan sombong atau menantang hal-hal yang tak bisa dijelaskan, dan selalu minta perlindungan sebelum melewati tempat yang dianggap angker.
Meskipun belum pernah ada bukti visual atau ilmiah tentang keberadaan pasar setan ini, kisahnya tetap hidup dan terus dituturkan dari generasi ke generasi. Menjadi bagian dari identitas budaya lisan Sidoarjo, yang kaya dengan simbol, kepercayaan, dan sisi gelap dari kehidupan masyarakatnya.
Apakah pasar itu benar-benar ada? Ataukah hanya refleksi ketakutan manusia di tengah malam yang sunyi? Yang jelas, jika kamu melewati Porong saat larut malam dan mendengar suara pasar di tempat seharusnya sepi, mungkin lebih baik kamu tetap di jalan… dan jangan menoleh ke belakang.(Red)