MALANG, Jadikabar.com– Prestasi membanggakan kembali diraih oleh kontingen Taekwondo Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Tim ini sukses memborong 7 medali pada ajang Danlanud Iswahjudi Cup Taekwondo Championship 2025 yang digelar di Madiun, 18–19 Oktober 2025.
Bersaing dengan 956 atlet dari seluruh Indonesia, para mahasiswa ITN Malang tampil gemilang di kelas Kyorugi (tarung) Senior Putra, dan berhasil membawa pulang empat medali emas serta tiga medali perak.
Kejuaraan bergengsi tingkat nasional Grade C ini diselenggarakan oleh Lanud Iswahjudi TNI AU bekerja sama dengan Pengkot Taekwondo Indonesia Madiun, serta mendapat dukungan dari Pengprov Taekwondo Indonesia Jawa Timur.
Mehdi Satrio Hadi (Arsitektur ’24) – Kyorugi Senior Putra U82. Yonri Yonric Rahayaan (Teknik Informatika ’22) – Kyorugi Senior Putra U53A. Diantok Rifai (Teknik Informatika ’22) – Kyorugi Senior Putra U62, Marcelino Jastin Ohoitimur (Teknik Informatika ’24) – Kyorugi Senior Putra U63
Michael Yonas Mae (Teknik Informatika ’22) – Kyorugi Senior Putra U53B
Vicka Humaidi (Teknik Sipil ’23) – Kyorugi Senior Putra U56, Fadhli Ilham Nafi’an Yuswono (Teknik Informatika ’23) – Kyorugi Senior Putra U58.
Salah satu peraih emas, Mehdi Satrio Hadi atau akrab disapa Satrio, membagikan kisah perjalanannya. Atlet asal Jember ini mengaku baru menekuni Taekwondo setelah kuliah di ITN, meskipun sebelumnya aktif di cabang Muaythai.
“Karena dasarnya saya suka bela diri. Saat pertama kali masuk ITN, saya langsung tertarik dengan UKM Taekwondo. Latihan bela diri itu penting, selain untuk prestasi juga untuk menjaga diri,” ujar Satrio, saat ditemui di Ruang Humas Kampus 1 ITN Malang, Kamis (23/10/2025).
Prestasi emas di kelas U82 kali ini merupakan peningkatan signifikan dari debutnya di Surabaya pada November 2024.
“Dulu saya masih terbawa emosi dan kurang taktik. Sekarang fisik, strategi, dan fokus lebih matang,” jelasnya.
Satrio, yang juga bekerja paruh waktu di gerai parfum, menuturkan kunci kemenangannya ada pada fokus serangan ke kepala yang bernilai tinggi. Lawannya dari Jember bahkan sempat mengalami mimisan akibat tendangan tepat sasaran.
“Saya belajar dari video pertandingan sebelumnya dan strategi lawan. Latihan rutin di kampus dua kali seminggu, ditambah latihan di dojang milik alumni ITN,” tambahnya.
Dojang tersebut diketahui milik Amri Mahardika Pujana, alumnus ITN Malang sekaligus sabeum (pelatih) UKM Taekwondo.
Nafi’an: Mengatasi Rasa Takut di Pertandingan Perdana. Inspirasi lain datang dari Fadhli Ilham Nafi’an Yuswono (Teknik Informatika ’23), peraih medali perak sekaligus Koordinator Laboratorium Pemrograman Teknik Informatika. Kejuaraan ini merupakan debut pertamanya di ajang kompetitif.
“Jujur, waktu wasit bilang mulai, saya bingung mau bergerak bagaimana. Sampai diingatkan sabeum kalau lawan agresif, harus cepat di-counter,” ungkap Nafi’an.
Meski sempat terkena pukulan di kepala pada awal pertandingan, Nafi’an berhasil membalik keadaan dengan menendang lawannya hingga keluar arena.
“Itu momen yang menaikkan semangat saya. Ternyata saya bisa melawan rasa takut,” katanya.
Usai sukses di Madiun, UKM Taekwondo ITN Malang menargetkan untuk berpartisipasi di ajang yang lebih bergengsi di Yogyakarta dan Jakarta bulan depan.
Mereka berharap dukungan penuh dari pihak kampus agar potensi non-akademik mahasiswa terus berkembang dan membawa nama baik ITN Malang di kancah nasional.












