Kabupaten Malang tentang Teknologi, Kreativitas, dan Masa Depan Petani Milenial

Jaka Media
Kabupaten Malang tentang Teknologi, Kreativitas, dan Masa Depan Petani Milenial
Foto: Kabupaten Malang tentang Teknologi, Kreativitas, dan Masa Depan Petani Milenial

Di Aula Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, Kamis pagi itu (25/9), ratusan anak muda dari berbagai penjuru Jawa Timur berkumpul. Wajah-wajah mereka tampak bersemangat, membawa hasil tani, produk olahan, hingga ide-ide segar tentang masa depan pertanian.

Di tengah keramaian, hadir Wakil Bupati Malang, Dra. Hj. Lathifah Shohib. Dengan langkah tenang ia meninjau stan demi stan, menyapa satu per satu petani milenial yang memamerkan hasil karyanya. Sesekali ia tersenyum, sesekali matanya berbinar, seolah menemukan jawaban dari kegelisahan yang lama ia simpan.

“Saya anak seorang petani. Kadang khawatir, generasi sekarang enggan melanjutkan profesi itu karena dianggap kotor, identik dengan tanah dan lumpur. Tapi hari ini, saya lega. Masih banyak petani muda yang mau berjuang, bahkan berinovasi,” ucapnya dengan suara bergetar, di hadapan para peserta konsolidasi dan sinergi petani milenial.

Acara itu bukan sekadar seremoni. Dari pemotongan pita, peninjauan produk, hingga pelepasan ekspor perdana keripik sayur penerima manfaat Program YESS ke Singapura, semuanya menjadi simbol pertanian tak lagi identik dengan cara lama, melainkan pintu menuju masa depan.

Data demi data juga menguatkan optimisme itu. Di Kabupaten Malang, dari 2,73 juta penduduk, hampir 70 persen berada di usia produktif. Potensi besar yang, jika diarahkan dengan benar, bisa menjadikan pertanian bukan sekadar mata pencaharian, tapi jalan menuju kemandirian pangan dan kesejahteraan.

Di hadapan sekitar 500 peserta, Ibu Nyai Lathifah menutup pesannya dengan tegas “Pertanian harus jadi primadona. Dengan sinergi semua pihak, saya percaya masa depan itu bisa kita wujudkan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *